"Momentum ini juga mengingatkan kita semua bahwa Sabang memiliki peran penting dalam perdagangan rempah pada masanya dahulu.
BACA JUGA:Marinir TNI AL dan US Marine Latma Rimpac 2024, Latihan Strategi Perang Kota
Dan, salah satunya, kita tahu Sabang berperan dalam perdagangan cengkih—dan rempah-rempah lain—yang merupakan komoditi utama di Kota Sabang, dan juga mewarnai perdagagangan rempah pada masanya."
Sabang memiliki riwayat dalam perdagangan rempah. Kota ini begitu strategis, sangat dekat dengan Phuket dan Langkawi.
Yang juga berada di jalur pelayaran internasional. "Hampir seratus ribu kapal melintas tiap hari di perairan Sabang!" ujar Reza.
"Jalur Rempah yang melintasi Sabang bukan hanya soal perdagangan, tetapi juga pertukaran budaya," imbuhnya.
BACA JUGA:TNI AL Tembakkan Rudal Anti Kapal dan Torpedo, Targetnya Sejauh 64 Km
Di sinilah budaya berbagai tradisi bangsa saling bertemu dan berinteraksi. Tidak heran apabila sampai hari ini pun kota ini begitu kosmopolit, begitu terbuka.
Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 bermula dari Jakarta. Dewaruci singgah di berbagai kota pesisir dalam rute pelayaran kuno perdagangan rempah.
Persinggahan pertamanya di Belitung, kemudian Dumai, Sabang, Malaka, Tanjung Uban, Lampung, dan kembali lagi ke Jakarta.
Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Rhony Lutviadhani mengatakan kepada National Geographic Indonesia tentang masa depan Dewaruci setelah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional.
BACA JUGA:Jauhkan dari Klaim China, TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perangnya di Laut Natuna Utara
Menurutnya, kapal legenda Indonesia ini akan "semakin mudah diakses oleh masyarakat luas sebagai wisata edukasi dan sejarah.
Bahwa bangsa Indonesia memiliki legenda Dewaruci yang menorehkan prestasi di dunia internasional."
Berkenaan dengan keberlanjutan Muhibah Jalur Rempah, Rhony mengharapkan pesertanya bukan hanya dari Indonesia tetapi juga peserta dari negara-negara ASEAN, yang dilalui sejarah Jalur Rempah.
Selanjutnya, ia juga menaruh perhatian tentang jalinan kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk turut bersama-sama memperhatikan pelestarian dan perawatan KRI Dewaruci sebagai cagar budaya.