NATO telah berjanji untuk tidak memperluas wilayahnya lebih jauh ke perbatasan bekas Uni Soviet dengan Rusia.
Faktanya, NATO terus menerima anggota baru dari negara-negara Eropa Timur bekas Uni Soviet. NATO bergerak lebih dekat ke perbatasan Rusia, sehingga menimbulkan kekhawatiran Rusia.
"Garis merah adalah ketika Ukraina menjadi bagian dari NATO. Ukraina memiliki perbatasan sepanjang 2.000 km dengan Rusia.
Jika rudal NATO berada di perbatasan kita, itu akan memakan waktu 3 menit. Ada kemungkinan menyerang Moskow dalam waktu dekat beberapa hari,” kata Lyudmila Vorobyeva kepada Tempo pada 2022.
BACA JUGA:Kapal Induk Tenaga Nuklir AS Tiba di KorSEL, Ada Apa Ya
Rusia kemudian mencaplok Krimea, dan pada Agustus 2014 pasukan Rusia menginvasi Ukraina timur untuk mendukung kelompok separatis.
Pada tahun 2018, parlemen Ukraina menyetujui permohonan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Pada tanggal 24 Februari 2022, Rusia menginvasi Ukraina secara besar-besaran.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán sebenarnya mengkritik invasi Rusia ke Ukraina karena mendukung kedaulatan Ukraina.
BACA JUGA:Lawan Drone Kamikaze Rusia, Jerman Pasok MBT Leopard 1 Frankenstein Untuk Ukraina
Namun, ia juga mengkritik Uni Eropa karena memperpanjang perang Ukraina dengan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Dan mengirim senjata ke Ukraina sebagai imbalan untuk mendorong negosiasi perdamaian.
NATO mengirimkan misi ke Ukraina, tetapi Hongaria tidak ikut serta.
“Hungaria tidak akan berpartisipasi di dalamnya dan tidak akan menyediakan pasukan, senjata, atau sumber daya keuangan untuk tujuan itu,” kata Orban.
BACA JUGA:Lagi Bersiteru Perang, G7 Waxana Gunakan Aset Rusia untuk Pinjaman Ukraina US$50 Miliar
Orban mengakui bahwa dia telah menyetujui rencana pengiriman misi NATO itu dengan Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO, dan calon penggantinya, penjabat Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.