Sati di India, Janda Bakar Diri Setelah Kematian Suami, Kalau di Indonesia Si Wanita?

Minggu 02-06-2024,15:20 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Pada tahun-tahun berikutnya, opini publik India berbalik menentang Sati dan jumlah insiden Sati menurun. Sayangnya, bukan berarti sati hilang sama sekali.

Misalnya, pada tahun 1987, seorang janda berusia 18 tahun bernama Roop Kanwar dibakar hidup-hidup di desa Deorara.

Ribuan orang berkumpul untuk menyaksikannya terbakar dan memanggilnya "istri yang berbakti".

Insiden ini memicu protes publik besar-besaran dan memaksa pemerintah India mengeluarkan Ordonansi Anti-Sati Rajasthan pada tanggal 1 Oktober 1987.

BACA JUGA:Begini Cara Wanita India Merawat Rambut. Hitam Lebat dan Sehat Deh

Undang-Undang Pencegahan disahkan pada akhir tahun itu. Hal ini menjadikan promosi, pemujaan, atau praktik Sati adalah ilegal.

Tindakan memaksa Sati kini diancam hukuman mati atau penjara seumur hidup. "Memuliakan Sati bisa membuat seseorang dipenjara selama tujuh tahun," kata Mitchell.

Ada beberapa kasus penting lainnya pada tahun-tahun setelah penangguhan ulang Satie.

Sementara itu, beberapa ahli mencoba menyebut kasus ini sebagai kasus penyakit mental atau bunuh diri.

BACA JUGA:Bocah 9 Tahun di India Dijuluki

Siapa yang dikecualikan dari praktik Sati?

Praktik Sati mempunyai unsur kasta dan agama. Aturan pertama Sati mengatur bahwa janda yang sedang hamil, sedang menstruasi, atau mengasuh anak kecil dilarang melakukan Sati.

“Diyakini juga bahwa wanita yang meninggal di Sati meninggal dalam keadaan suci,” tambah Mitchell.

Ini memberi mereka bonus karma dan menjamin kehidupan selanjutnya yang lebih baik.

Sebaliknya, wanita Brahmana, yang berada pada kasta tertinggi, biasanya dikecualikan dari sati. Sebagai kasta teratas, karma mereka telah mencapai batasnya.

BACA JUGA:Sebab Adanya Benteng-Benteng Jawa, Berdiri karena Ketakutan Hindia Belanda

Kategori :