Namun, seringkali peran mereka diabaikan atau kurang diakui secara formal.
Inisiatif seperti ini memberikan pengakuan yang layak kepada kontribusi mereka dan mendorong mereka untuk lebih berpartisipasi dan aktif dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
2. Penguatan Ekonomi Keluarga: Dukungan kepada KWT tidak hanya tentang memajukan pertanian, tetapi juga tentang meningkatkan ekonomi keluarga.
Wanita sering kali menjadi pengelola keuangan di rumah tangga, dan dengan memberdayakan mereka dalam aktivitas pertanian yang produktif, ini dapat berdampak langsung pada peningkatan pendapatan keluarga dan kesejahteraan secara keseluruhan.
BACA JUGA: Kenaikan Harga Komoditas Alami Picu Perhatian Pemerintah Daerah, Ini LangkaH Pemkot Pagaralam!
3. Kolaborasi dan Pembelajaran Berkelanjutan: Melalui pertemuan dan diskusi seperti yang dipimpin oleh Nyayu Salmah S Si, anggota KWT didorong untuk terus belajar dan berkolaborasi satu sama lain.
Inisiatif ini menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik, memungkinkan para anggota untuk tumbuh dan berkembang bersama.
4. Pemberdayaan Komunitas Lokal: Upaya ini tidak hanya tentang memperkuat peran wanita secara individual, tetapi juga tentang memperkuat komunitas secara keseluruhan.
Dengan memajukan KWT, mereka dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat mereka sendiri, memperkuat ketahanan pangan dan menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang.
BACA JUGA:Timnas Indonesia, Antara Prioritas Piala AFF dan Ambisi di Level Asia
Langkah-langkah ini menegaskan pentingnya melibatkan semua lapisan masyarakat, termasuk wanita, dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan memberikan dukungan yang tepat dan membangun lingkungan yang mendukung, Kelompok Wanita Tani di Pagar Wangi memiliki potensi besar untuk mencapai hasil yang signifikan dalam memperkuat pertanian lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. *