Punya Peranan Penting Bagi Masyarakat Bali, Begini Kisah Kerajaan Buleleng

Kamis 23-05-2024,23:38 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

Ketika Belanda mencoba menguasai Bali, mereka menemui hambatan dengan penerapan hukum Tawan Karang oleh Kerajaan Buleleng. Hukum ini memungkinkan raja-raja Bali menyita kapal yang karam di wilayah perairan mereka.

Konflik semakin memanas saat Belanda menyerang Buleleng pada tahun 1846, memicu rangkaian perlawanan dan pertempuran yang berlangsung hingga 1849.

- Pertempuran dan Perpecahan

Perlawanan rakyat Buleleng di bawah pimpinan I Gusti Ketut Jelantik berhasil menahan serangan Belanda pada awalnya.

BACA JUGA:Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara

Namun, taktik Belanda yang licik akhirnya memecah belah kekuatan Bali, termasuk Buleleng. 

Dalam serangan kejutan pada tahun 1849, pasukan Belanda merebut Benteng Jagaraga, mengakibatkan jatuhnya Buleleng ke tangan penjajah.

- Akhir dari Kerajaan Buleleng

Dengan runtuhnya Benteng Jagaraga dan gugurnya pemimpin Buleleng, I Gusti Jelantik, pada tahun 1849, Kerajaan Buleleng jatuh ke tangan Belanda dan menjadi bagian dari wilayah kekuasaan kolonial Hindia Belanda. 

BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Candi Arjuna yang diyakini Miliki Segelintir Kisah Menarik!

Daftar raja Buleleng, yang terdiri dari berbagai wangsa seperti Wangsa Panji Sakti dan Wangsa Karangasem, menjadi saksi bisu dari kejayaan dan kehancuran kerajaan yang pernah berdiri megah di Pulau Dewata.

Setelah berdirinya pada tahun 1660 Masehi, Kerajaan Buleleng mengalami masa keemasan di bawah kepemimpinan I Gusti Anglurah Panji Sakti.

Dengan kekuatannya, kerajaan ini mampu menyatukan wilayah-wilayah di sekitar Den Bukit, Bali bagian utara, bahkan meluas hingga Blambangan dan Pasuruan di Jawa Timur. 

Namun, pasca kematian raja pendiri pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai melemah, terutama setelah terlibat dalam serangkaian konflik dengan Belanda yang mencapai puncaknya dalam Perang Bali I.

BACA JUGA:Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami, Mengupas Kisah Sejarah Yunani Kuno!

Puncak konflik antara Kerajaan Buleleng dan Belanda terjadi pada tahun 1846 hingga 1849, ketika Belanda secara berturut-turut melancarkan serangan terhadap kerajaan ini. 

Kategori :