Argentina, yang memiliki hubungan kuat dengan Israel dan negara-negara Arab, menyatakan perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri mereka.
Presiden baru, Javier Milei, mengunjungi Israel dan berjanji memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem.
BACA JUGA:Goresan Pilu Sejarah Dunia, Warga Palestina di Gaza Masih Khusuk Sholat Tarawih di Reruntuhan Masjid
Argentina mengakui Palestina sebagai negara merdeka dalam batas tahun 1967, namun mereka menolak resolusi tersebut dengan alasan mendukung Israel dan menentang Hamas sebagai kelompok teroris.
6. Mikronesia, Palau, dan Nauru
Negara-negara kepulauan kecil ini memiliki sejarah dukungan kuat terhadap kebijakan Amerika Serikat di PBB.
Misalnya, pada tahun 2010, Mikronesia sering memberikan suara yang sejalan dengan AS.
BACA JUGA:Taklukan Hongkong, Palestina Lolos Babak 16 Besar!
Menurut Richard Gowan dari International Crisis Group, perang yang berkepanjangan di Gaza telah mempengaruhi sikap PBB terhadap perlunya solusi dua negara, namun negara-negara ini tetap setia pada kebijakan pro-AS mereka.
7. Republik Ceko
Republik Ceko secara historis pro-Israel dan pro-AS.
Perwakilan mereka, Jakub Kulhanek, menyatakan bahwa keanggotaan PBB tidak akan membawa perdamaian dan kesejahteraan bagi warga Palestina, yang hanya bisa dicapai melalui perundingan.
BACA JUGA:Goresan Pilu Sejarah Dunia, Warga Palestina di Gaza Masih Khusuk Sholat Tarawih di Reruntuhan Masjid
Kulhanek juga mendorong kerja sama antara Palestina dan Israel, termasuk melalui Perjanjian Abraham, untuk masa depan Timur Tengah yang lebih baik.
Resolusi Majelis Umum PBB yang memberikan hak dan keistimewaan baru kepada Palestina telah memicu berbagai reaksi dari negara-negara anggota.
Sementara mayoritas mendukung langkah ini, sembilan negara menolaknya dengan alasan yang berkisar dari keinginan untuk proses perdamaian yang lebih baik hingga kepentingan politik dan hubungan internasional.