BACA JUGA:Pesona Pantai di Lampung Selatan, Liburan Hemat, Tiket Masuknya Cuma 10.000an
"Untuk memajukan desa ini! Mati syahid kita!" jawab saya penuh semangat.
"Perjuangan yang tidak jelas! Kamu berani mati untuk menghindari utang! Kriting juga, berani mati untuk menghindari skripsi! Itu bukan perjuangan, itu melarikan diri dari masalah!" Marwal berapi-api.
"Dasar anak mama!" teriak Kriting.
"Dasar pecundang! Cari mati karena lari dari masalah!" balas saya.
BACA JUGA:Pesona Alam Bandar Lampung: 5 Tempat Wisata dengan Pemandangan yang Mengagumkan
BACA JUGA:Rasakan Kesegaran Maksimal di 8 Destinasi Wisata Air Terbaik Bandung
Pertengkaran kami terhenti ketika ban motor Kriting selesai diperbaiki. Kami meminum kopi dan akhirnya melanjutkan perjalanan.
Usulan kami kepada kepala desa beberapa hari lalu akan sangat memalukan jika kami tidak melanjutkannya.
Selain itu, kami akan merasa malu pada teman-teman KKN lain yang tidak setuju dengan program yang kami usulkan. Kedatangan kami ke Air Terjun Sono Kliwon adalah untuk meyakinkan mereka.
Kriting merasa penasaran dengan cerita-cerita mengenai barang yang hilang di tempat tersebut.
BACA JUGA:Pesona Pantai di Lampung Selatan, Liburan Hemat, Tiket Masuknya Cuma 10.000an
BACA JUGA:Wisata Memanjakan Lidah di Payakumbuh, Ada Kuliner Minang Yang Bikin Ngiler
Kami mencurigai adanya sesuatu yang ganjil, dan menduga tempat itu pernah dihuni oleh sekelompok orang.
Kami membuat rencana untuk mengungkap kebenaran. Kriting mandi di air terjun sementara saya dan Marwal mengawasinya dari jarak jauh.
Kami melihat-lihat pemandangan sekitar, namun pemandangan yang indah ternoda oleh pepohonan lebat dan semak yang tidak terawat.