Konsolidasi Industri Pertahanan Dunia, Bagiamana Pilihan Jet Tempur Indonesia

Selasa 14-05-2024,23:21 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Hal demikian tidak terhindarkan karena biaya Engineering, Manufacturing and Design (EMD) yang sangat mahal, sementara produksi pesawat tempur tersebut diharapkan mencapai skala keekonomian.

Sehingga tidak mengejutkan apabila Prancis dan Spanyol berkolaborasi pada program FCAS, sementara Inggris, Italia dan Jepang bermitra untuk program GCAP.

Kecuali Amerika Serikat, nyaris tidak ada negara yang mempunyai kemampuan fiskal untuk mengembangkan penempur generasi keenam secara mandiri.

Indonesia masih akan terus menjadi negara konsumen jet tempur karena tidak memiliki sovereign capability dan kemampuan ekonomi untuk mengembangkan pesawat tempur secara mandiri.

BACA JUGA:AU AS Upgrade 99 Unit F-15E Dengan Teknologi EPAWSS, TNI AU Upgrade Senjata Jet Tempur Mirage

Walaupun Indonesia terlibat dalam program KF-21 bersama dengan Korea Selatan, namun peran Indonesia dalam EMD jet tempur generasi 4.5 tersebut sangat terbatas.

Di sisi lain, setelah tahun 2030, Indonesia dipastikan akan memerlukan penempur baru dengan asumsi antara 2025-2029 Kementerian Pertahanan melaksanakan akuisisi F-15EX buatan Boeing.

Pertanyaannya adalah apakah usai tahun 2030 Indonesia akan memiliki akses politik untuk membeli jet tempur generasi kelima?

Berdasarkan kalkulasi politik dan engineering, dari sekarang hingga pasca 2030 opsi Indonesia untuk membeli pesawat tempur hanya berasal dari dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu Amerika Serikat dan Prancis.

BACA JUGA:Seperti di Film Action, Begini Aksi Fast Roping dari Helikopter Airbus H225M Caracal TNI AU

Inggris tidak lagi memproduksi jet tempur, sedangkan pengadaan dari Rusia dan Cina sangat kecil kemungkinannya karena berbagai alasan politik, sedangkan Prancis tidak membuat pesawat tempur generasi kelima dan berfokus pada produksi jet tempur generasi keenam.

Satu-satunya produsen pesawat tempur generasi kelima dan sekaligus dapat diekspor adalah Amerika Serikat lewat F-35. Meskipun saat ini beberapa negara berkembang mencoba mengembangkan penempur generasi kelima.

Namun diperkirakan program mereka paling cepat baru akan matang setelah tahun 2040 kalau dapat mengatasi beragam isu engineering dan sistem propulsi.

Dari uraian tersebut terlihat jelas benang merah antara konsolidasi industri pertahanan dan dirgantara, pasar yang tercipta dan keterkaitan dengan hubungan antar negara.

BACA JUGA:PT DI Kirim Unit Kelima NC-212i Rain Maker Untuk TNI AU, Dilengkapi Propeller Baru dari Jerman

Dihadapkan pada kondisi demikian, Indonesia sejak dini harus mengantisipasi lanskap pasar jet tempur global pasca 2030 agar mempunyai akses terhadap jet tempur generasi kelima.

Kategori :