Walaupun pada masa modern terdapat anggapan bahwa perpustakaan ini pernah "dibakar" dan dihancurkan, perpustakaan ini sebenarnya sudah mengalami kemunduran secara bertahap dalam kurun waktu beberapa abad.
BACA JUGA:Museum Adityawarman, Menelusuri Kekayaan Budaya Minangkabau
Kemunduran ini dimulai dari pengusiran pada cendekiawan dari Aleksandria pada tahun 145 SM atas perintah dari Ptolemaios VIII Fiskon.
Yang berujung pada keputusan Aristarkos dari Samotrakia yang menjabat sebagai kepala perpustakaan untuk mengundurkan diri dan kemudian mengasingkan diri ke Siprus.
Banyak cendekiawan lain yang juga melarikan diri ke kota lain (seperti Dionisios Traks dan Apolodoros dari Athena). Perpustakaan ini atau sebagian dari koleksinya terbakar secara tidak sengaja oleh Yulius Kaisar selama peristiwa perang saudara pada tahun 48 SM.
Tetap tidak diketahui secara pasti seberapa banyak gulungan yang hancur. Tampaknya perpustakaan ini masih dapat bertahan atau dibangun kembali tidak lama sesudahnya; pakar geografi kuno yang bernama Strabo menulis bahwa ia pernah mengunjungi Mouseion sekitar tahun 20 SM.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Dibalik Kemegahan Istana Maimun yang Kini Dijadikan Museum Sejarah di Kota Medan
Sementara karya cendekiawan Didimos Kalkenteros di Aleksandria dari masa ini menunjukkan bahwa ia mungkin dapat mengakses paling tidak sebagian dari koleksi di perpustakaan ini.
Perpustakaan ini mengalami kemerosotan pada zaman Romawi akibat kekurangan dana. Keanggotaan perpustakaan ini sepertinya sudah tidak ada lagi pada dasawarsa 260-an.
Pada tahun 270 hingga 275, pemberontakan meletus di Aleksandria, dan serangan balasan Kekaisaran Romawi tampaknya menghancurkan sisa dari perpustakaan ini (kalaupun perpustakaan ini memang masih ada pada masa tersebut).
Cabang perpustakaannya di Serapeion mungkin dapat bertahan lebih lama. Serapeion dirusak dan dihancurkan pada tahun 391 sesuai dengan maklumat Paus Teofilos dari Aleksandria.
BACA JUGA:Memahami Keyakinan Agama Mesir Kuno
Tetapi tampaknya perpustakaan ini sudah tidak menyimpan buku pada masa tersebut dan gedungnya dipakai sebagai tempat berkumpulnya para filsuf beraliran neoplatonisme yang mengikuti ajaran Iamblikos.
Perpustakaan Aleksandria bukanlah perpustakaan pertama di dunia.[3][10] Perpustakaan-perpustakaan lain sudah ada di Yunani dan kawasan Timur Dekat sejak lama
] Arsip tulisan pertama yang tercatat dalam sejarah terletak di Kota Uruk di peradaban Sumeria kuno sekitar tahun 3400 SM, ketika manusia baru saja mengembangkan tulisan.[12] Pengumpulan naskah-naskah oleh para ahli dimulai sekitar tahun 2500 SM.
Kerajaan dan kekaisaran kuno di kawasan Timur Dekat juga memiliki tradisi pengumpulan buku.[13][3] Bangsa Het dan Asiria memiliki arsip raksasa yang berisikan catatan-catatan dalam berbagai bahasa. (*)