Secara budaya, masyarakat Mesir kuno sadar akan konsep hereditas, terbukti dari penekanan mereka pada garis keturunan dan garis keturunan.
BACA JUGA:Misteri Batu Rosetta, Pembuka Tabir Rahasia Sejarah Mesir Kuno
Namun pemahaman mereka tentang genetika dan penyakit keturunan belum secanggih pengetahuan saat ini.
Kemungkinan besar para firaun, yang termotivasi oleh keyakinan agama dan politik mereka, tidak sepenuhnya memahami potensi dampak kesehatan dari pernikahan saudara kandung.
Sosok lainnya yang melakukan perkawinan sedarah adalah Cleopatra VII, firaun wanita terakhir Kerajaan Ptolemeus Mesir.
Keluarga Ptolemeus merupakan sebuah dinasti Yunani yang memerintah Mesir setelah kematian Alexander Agung. Mereka dikenal karena perkawinan antar anggota keluarga untuk menjaga kemurnian garis keturunan dan mempertahankan cengkeraman mereka pada kekuasaan.
BACA JUGA:Firaun Punya Lima Nama Berbeda, Begini Sejarah Mesir Kuno
Cleopatra menikahi kedua adik laki-lakinya pada waktu yang berbeda, Ptolemy XIII dan Ptolemy XIV.
Hubungannya dengan saudara-saudaranya, terutama Ptolemy XIII, penuh dengan intrik politik dan perebutan kekuasaan, yang berpuncak pada perang saudara dan akhirnya menjadi satu-satunya pemerintahannya.
Firaun Kerajaan Lama sebelumnya juga memberikan contoh pernikahan saudara kandung. Firaun Khufu, pembangun Piramida Agung Giza, diyakini telah menikahi saudara tirinya, Meritites.
Putra mereka, Firaun Khafre, yang menugaskan pembangunan piramida terbesar kedua di Giza dan Sphinx Agung, juga menikahi saudara perempuannya, Khamerernebty I. (*)