BACA JUGA:Sudah Diramalkan Teknologi Masa Depan, Misteri Gambar Helikopter dalam Hieroglif Mesir Kuno
Hal ini mengirimkan pesan yang jelas kepada masyarakat dan calon musuh, firaun bukan hanya salah satu dewa terpilih tetapi juga penjaga tradisi yang dihormati sejak lama.
Bagaimana dengan Masyarakat Umum di Mesir Kuno?
Bagi rata-rata orang Mesir, pernikahan para firaun dengan saudara perempuan mereka dianggap sebagai mandat ilahi, sebuah cerminan dari persatuan para dewa dan dewi di alam surgawi.
Namun, jika menyangkut masyarakat awam, pernikahan saudara kandung bukanlah hal yang biasa. Meskipun struktur keluarga yang erat dan perkawinan dalam keluarga besar adalah hal biasa, ikatan saudara kandung jarang terjadi dan tidak dianjurkan.
Perbedaan antara praktik kerajaan dan praktik umum sangat jelas, dan dapat dipahami bahwa hak istimewa dan tanggung jawab tertentu hanya dimiliki oleh firaun karena status keilahiannya.
BACA JUGA:Mengintip Perayaan Idul Fiitri Dimasa Kekaisaran Ottoman dan Mesir Kuno, Mengikis Tradisi Jahiliya
Secara budaya, orang Mesir kuno sangat menekankan garis keturunan, warisan, dan ikatan kekeluargaan. Keluarga adalah landasan masyarakat, dan praktik-praktik yang memperkuat ikatan keluarga didorong.
Dari sudut pandang genetik, keturunan yang dihasilkan dari perkawinan kerabat dekat memiliki risiko lebih tinggi untuk mewarisi kelainan genetik resesif.
Hal ini karena kerabat dekat lebih mungkin membawa gen resesif yang sama. Ketika kedua orang tua mewariskan salinan gen tersebut, anak tersebut dapat menunjukkan kelainan terkait.
Dari generasi ke generasi, jika perkawinan campur terus berlanjut, kemungkinan munculnya kelainan genetik ini akan semakin besar.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Ramses III, Sosok Firaun Agung Terakhir Sejak Peradaban Mesir Kuno
Catatan sejarah Mesir kuno dan temuan arkeologi menunjukkan bahwa beberapa anggota keluarga kerajaan Mesir memang menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan.
Misalnya, Raja Tutankhamun, salah satu firaun paling terkenal, diyakini memiliki banyak masalah kesehatan. Analisis modern terhadap jenazahnya menunjukkan kondisi seperti langit-langit mulut sumbing, kaki pengkor, dan kelainan kerangka lainnya.
Studi genetik menunjukkan bahwa orang tuanya kemungkinan besar adalah saudara kandung, yang mungkin berkontribusi terhadap masalah kesehatannya.
Demikian pula mumi lain dari garis keturunan kerajaan telah menunjukkan tanda-tanda penyakit dan kelainan bentuk, yang mungkin disebabkan oleh praktik perkawinan campur.