Stok Pupuk RI Terancam Akibat Perang, Mengapa Rusia-Ukraina Penting bagi Pasokan Pupuk? Ini Alsannya!

Selasa 30-04-2024,05:35 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi pupuk di Indonesia. 

Harga pupuk, terutama jenis NPK, melonjak tinggi dan ketersediaannya semakin langka. 

Petani-petani pun mulai merasakan dampaknya, yang kemudian disampaikan kepada Jokowi.

Menurut Jokowi, kebutuhan pupuk di Indonesia mencapai 13 juta ton, tetapi produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 26% dari total kebutuhan tersebut. 

BACA JUGA: Rusia Penjarakan 200 Tawanan Perang Ukraina, Ada yang Seumur Hidup

Sementara itu, impor pupuk mencapai 74% dari total kebutuhan nasional. 

Penambahan produksi dari Pupuk Iskandar Muda baru-baru ini sebesar 570 ribu ton memberi sedikit bantuan, namun masalah utama terletak pada ketergantungan impor.

Permasalahan semakin rumit karena terganggunya impor bahan baku pupuk dan akibat perang antara Rusia dan Ukraina. 

Mayoritas bahan baku pupuk dan pupuk itu sendiri diimpor dari kedua negara yang terlibat konflik tersebut. 

BACA JUGA:Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Wijaya Laksana dari PT Pupuk Indonesia (Persero) menjelaskan bahwa kenaikan harga dan kelangkaan pupuk, terutama NPK, sudah terjadi dalam setahun terakhir akibat perang Rusia-Ukraina.

Produksi pupuk NPK di Indonesia masih jauh dari memadai, hanya mampu memproduksi 3,5 juta ton dari total kebutuhan nasional sekitar 8,6 juta ton.

Kekurangan bahan baku seperti fosfor dan kalium menjadi penyebab utama minimnya produksi pupuk NPK dalam negeri. 

Indonesia harus mengimpor sebagian besar pupuk NPK karena tidak memiliki cukup sumber daya untuk memproduksi sendiri.

BACA JUGA:Mengorbankan Nyawa Demi Indonesia, Mengupas Kisah Mbah Bendera yang Berjuang dalam Perang Diponegoro

Kategori :