Dimasa Dinasti Silla Dipersatukan, Ini Alasan Mengapa Korea Utara dan Selatan Terpecah

Sabtu 27-04-2024,09:32 WIB
Reporter : Almi
Editor : Almi

BACA JUGA:Hwasong 16 Bikin Tegang Amerika, Rudal Balistik Antar Benua Korut Mampu Jangkau Washington DC

Perang Korea dan Perang Dingin

Pada tahun 1950, Kim Il-sung memutuskan untuk mencoba menyatukan kembali Korea di bawah pemerintahan komunis.

Dia melancarkan invasi ke Korea Selatan, yang berubah menjadi Perang Korea selama 3 tahun.

Korea Selatan melawan Korea Utara, didukung oleh PBB dan diawaki oleh pasukan dari Amerika Serikat.

Konflik tersebut berlangsung dari Juni 1950 hingga Juli 1953 dan menewaskan lebih dari 3 juta warga Korea, PBB, dan pasukan Tiongkok.

BACA JUGA:Makam Kuno Dari Dinasti Firaun Ke-5 Ditemukan, Ada Mumi Berusia 4.400 Tahun Didalamnya!

Sebuah gencatan senjata ditandatangani di Panmunjom pada tanggal 27 Juli 1953.

Kesepakatan itu memutuskan jika kedua negara berakhir kembali ke awal, terbagi di sepanjang garis Paralel ke-38.

Salah satu hasil dari Perang Korea adalah pembentukan Zona Demiliterisasi (DMZ) di Paralel ke-38. Dialiri listrik dan terus-menerus dipelihara oleh penjaga bersenjata.

Jalur ini menjadi hambatan yang hampir mustahil antara kedua negara. Ratusan ribu orang mengungsi ke wilayah utara sebelum adanya DMZ.

BACA JUGA:Miliki Peninggalan Kejayaan Dinasti Umayyah, Ini Daftar Wisata Religi Di Palestina!

Namun setelah itu, arus pengungsi hanya berjumlah empat atau lima orang per tahun.

Jumlah tersebut terbatas pada kelompok elite yang dapat terbang melintasi DMZ atau membelot saat berada di luar negeri.

Selama Perang Dingin, negara-negara terus berkembang ke arah yang berbeda. Pada tahun 1964, Partai Pekerja Korea memegang kendali penuh atas Korea Utara.

Para petani dikolektivisasi menjadi kesatuan dan semua perusahaan komersial dan industri dinasionalisasi.

Kategori :