Dibutuhkan banyak orang untuk menyeret kapal dari sungai, melewati lumpur, dan mendaki bukit untuk dikuburkan. Selain itu, ukuran dan kemegahan makam memerlukan upaya komunitas untuk menggalinya.
Sayangnya, tidak ditemukan jenazah di dalam kuburan yang dapat membantu menentukan identitas penghuninya.
BACA JUGA:Miliki Pondasi yang Unik! Inilah Jejak Sejarah Menara Torre Garisenda Italia yang Harus Kamu Tau!
Selama penggalian awal, tidak adanya jenazah menimbulkan spekulasi bahwa penguburan tersebut adalah sebuah cenotaph atau makam kosong. Mungkin saja itu adalah monumen untuk seseorang yang jenazahnya berada di tempat lain.
Namun, karena benda-benda tanda kebesaran disusun sebagaimana akan dikenakan pada tubuh, para sejarawan membuat kesimpulan lain.
Menurut sejarawan, kemungkinan besar keasaman tanah menyebabkan tubuh tersebut larut seiring berjalannya waktu.
Kadang-kadang sejarawan mengajukan pilihan selain Rædwald, seperti putranya Eorpwald dari Anglia Timur. Namun Rædwald tetap menjadi tebakan paling populer.
BACA JUGA:Menjelajahi Jejak Sejarah dan 4 Fakta Menarik Benteng Keraton Jogja
Artefak yang ditemukan di Sutton Hoo menyajikan contoh spektakuler keterampilan Inggris awal. Penemuan mereka membantu pengembangan pengetahuan tentang pengrajin di Anglia Timur selama periode ini.
Kontribusi paling penting yang diberikan oleh situs Sutton Hoo adalah untuk menyangkal keyakinan bahwa periode dalam sejarah Inggris ini adalah Zaman Kegelapan.
Pengaruh Skandinavia tampak jelas ditemukan pada benda-benda di makam dan makam itu sendiri. Dan dimasukkannya benda-benda dari negeri yang jauh itu menunjukkan betapa majunya budaya di masa itu.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Destinasi Wisata Candi Borobudur yang Melegenda
Benda-benda tersebut mengungkapkan keterampilan pengrajin dan mencerminkan kemajuan yang dicapai dalam pengembangan gaya seni. Perpaduan benda-benda pagan dan Kristen menandakan rumitnya menjalani masa perpindahan agama.
Terakhir, penggunaan benda-benda dari Francia dan Mediterania Timur merupakan bukti adanya jaringan perdagangan yang kompleks. (*)