Selepas mangkatnya Hadrian, tembok ini mulai ditinggalkan karena dianggap tak begitu kuat membendung serangan musuh.
Nahas, setelah memasuki era kontemporer, tembok yang mulai lapuk itu telah tergerus zaman. Beberapa petani di daerah itu berupaya memindahkan bebatuan dari tembok Hadrian untuk digunakan sebagai lahan pertanian.
Muncul sosok bernama John Clayton, yang mulai membeli tanah di sekitar Hadrian's Wall berdiri. Tujuannya untuk tetap menjaga orisinalitas tembok sehingga tak tersentuh atau dipindahkan oleh para petani.
BACA JUGA:Jejak Peradaban Romawi: Temuan Arsip dan Stempel Bersejarah di Turki
Meskipun sebagian besar lahan di sekitarnya hilang setelah kematian Clayton pada tahun 1890, National Trust of the United Kingdom, sebuah organisasi konservasi, mulai mengumpulkan puing tembok berbatu kembali, sedikit demi sedikit pada abad ke-20.
Jika di Cina, bangsa Tiongkok memiliki Tembok Besar Cina sebagai warisan budaya dunia, Bangsa Romawi juga miliki Tembok Hadrian sebagai warisan budaya dunia. Tembok Hadrian dinobatkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1987. (*)