BACA JUGA:Tetap Sajikan Keindahan Perkebunan Teh
“Mereka miskin. Mereka tidak punya pilihan lain,” jelas Chen tua. “Pada tahun 1950-an, kendaraan tersebut digantikan oleh truk.”
Artefak Masa Lalu, Bukti Keperkasaan Porter Teh
Mengobrak-abrik museum ruang belakangnya, Chen tiba-tiba menyeringai. Dia mengangkat sebuah benda yang terbuat dari bambu.
Sebuah alat yang aneh dan mirip pisau. Benda itu adalah “penghapus keringat” antik yang dirancang untuk menghilangkan keringat dari alis dan mata.
Dahulu kala, alat tersebut pernah digantung dengan seutas tali pada rangka kayu seorang porter teh. Artefak dari masa lalu yang tegas, peninggalan pengalaman manusia yang ekstrem, dengan daya tahan yang luar biasa.
BACA JUGA:Mengungkap Riwayat Sejarah Emas Pulau Sumatra
“Saya berjalan melintasi dunia,” tulis Salopek. “Barang terberat di ransel saya adalah laptop seberat 1 kg.”
Salopek bersama rekannya mendaki Erlang Shan, pegunungan setinggi 3.400 mdpl yang penuh badai. Pegunungan itu juga pernah menguji mental para kuli teh tua. Puncak raksasa ini menjulang di jalur perdagangan yang mulai memudar antara Kangding dan Ya’an.
Kanding merupakan pos terdepan pasar teh dan musim dingin yang dingin di Tibet. Sedangkan Ya’an merupakan pusat produksi teh dataran rendah yang subur di Provinsi Sichuan. (*)