Gedung Negara ini dibangun pada awalnya untuk mengakomodasi kunjungan tamu-tamu dari Batavia yang datang ke Sumedang.
BACA JUGA:Sejarah dan Kebudayaan Suku Bangsa Arab di Era Rasulullah
BACA JUGA:Dari Bertukar Barang hingga Transaksi Digital, Begini Sejarah dan Perkembangan Uang
Gedung Bengkok ini dibangun pada awalnya untuk mengakomodasi kunjungan tamu-tamu dari Batavia yang datang ke Sumedang.
Bangunan ini memiliki halaman cukup luas dan dipergunakan sebagai rumah dinas.
“Di samping itu fungsinya pun ada perluasan seperti untuk pelantikan-pelantikan dan kegiatan sifatnya strategis tapi sebagian besar untuk menjamu dan menerima tamu,” tutur Dony.
Dijelaskan oleh Dony, keunikan dari Gedung Negara adalah bentuk bangunannya yang sangat kental dengan nuansa klasik Eropa.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai Dari Masa Kejayaan Hingga Runtuhnya Kerajaan Kutai
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kerajaan Kutai Dari Pertama Berdirinya Hingga Masa Runtuhnya Kerajaan
Bangunannya berwarna putih dengan empang yang masih ada di belakangnya.
Dony menyatakan Gedung Negara mempunyai 4 ruang kamar tidur, 1 ruang kerja, 1 ruang tengah penerimaan tamu, 1 ruang belakang penerimaan tamu dan ruang aula depan untuk upacara-upacara.
“Jadi ada tiga ruangan untuk menerima tamu termasuk di ruang kerja saya,” ujarnya.
Beberapa pejabat pernah mendatangi Gedung Negara ini, seperti Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kerajaan Kutai Dari Pertama Berdirinya Hingga Masa Runtuhnya Kerajaan
BACA JUGA:kerajaan Kutai: Sejarah, Masa Kejayaan Hingga Runtuhnya Kerajaan
Selain itu, duta besar Prancis, sejumlah akademisi, kalangan artis dan kalangan lainnya yang juga pernah menginjakan kaki di Gedung Negara.