PAGARALAMPOS.COM - Selama bertahun-tahun, para ilmuwan masih kebingungan mengenai asal muasal lubang gravitasi di Samudera Hindia.
Namun, baru-baru ini mereka mengidentifikasi kerentanan misterius yang diyakini berasal dari berbagai sumber.
Lubang gravitasi di Samudera Hindia adalah tempat gravitasi bumi lebih lemah, massa lebih rendah dari biasanya, dan permukaan laut turun lebih dari 328 kaki (100 meter).
Anomali ini telah lama membuat penasaran para ahli geologi, namun para peneliti di Institut Sains India di Bangalore, India, telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai penjelasan yang masuk akal atas pembentukannya.
BACA JUGA:Menenal Sejarah Bharatayudha: Kisah Perang Antar Saudara Pandawa dan Kurawa yang Melegenda
BACA JUGA:Eksplorasi Misteri Sejarah di Bukit Payung, Mengungkap Jejak Purba di Kaki Gunung Sumbing
Terdapat "lubang gravitasi" di Samudera Hindia di mana gravitasi bumi lebih lemah, daratan lebih rendah dari biasanya, dan permukaan laut turun lebih dari 328 kaki (100 meter).
Anomali ini telah lama membuat penasaran para ahli geologi, namun para peneliti di Institut Sains India di Bangalore, India, telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai penjelasan yang masuk akal atas pembentukannya: juga terdapat segumpal magma yang berasal jauh di dalam planet ini.
Untuk sampai pada hipotesis ini, tim menggunakan superkomputer untuk mensimulasikan bagaimana wilayah ini terbentuk, sejak 140 juta tahun yang lalu.
Temuan ini, yang dirinci dalam penelitian yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal Geophysical Research Letters, berfokus pada lautan purba yang sudah tidak ada lagi.
BACA JUGA:Kehidupan dan Kehancuran: Kisah Kerajaan Buleleng dalam Sejarah Bali
BACA JUGA:Mengupas Sejarah, Talut dan Umpak sebagai Pondasi Kokoh Bangunan Era Majapahit
Menurut peneliti, penyebab munculnya tarikan gravitasi karena semburan magma yang berasal dari tempat jauh di dalam planet, seperti yang mengarah pada penciptaan gunung berapi.
Adapun, planet Bumi sebenarnya tidak berbentuk bulat sempurna, tetapi mencakup gumpalan dan gundukan. Keduanya memiliki geologi dan kepadatan bervariasi yang menarik massa di dekatnya.
Tingkat kekuatan menarik massa-nya pun berbeda-beda dan berwujud dalam peta bergelombang yang dikenal sebagai geoid.