"Sebelum diproduksi, marketnya harus siap, dan untuk menyalurkan dibutuhkan infrastruktur yang memadai," ujarnya.
Untuk mengatasi tantangan ini, Rayendra menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur jaringan pipa gas.
Beberapa jaringan pipa gas yang belum tersambung antara lain Cirebon-Semarang, Dumai-Sei Mangke, dan menuju Batam.
Selain itu, pembangunan LNG Plant juga menjadi salah satu prioritas untuk memenuhi permintaan gas bumi yang tinggi di wilayah barat Indonesia.
BACA JUGA:Bukan Kuningan Atau Tembaga. 3 Uang Koin Emas Keluaran Bank Indonesia Memang Ada. Ini Buktinya!
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, menambahkan bahwa komersialisasi minyak dan gas bumi harus dilakukan secara transparan dan hati-hati.
"Tidak semua golongan memahami proses komersialisasi migas. Ada persepsi yang keliru bahwa jika ada temuan, maka otomatis dapat memberikan keuntungan materi yang besar," kata Hudi.
Pentingnya sektor hulu migas bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan negara membuat SKK Migas terus berupaya untuk meningkatkan komersialisasi minyak dan gas bumi.
Dengan adanya temuan 'harta karun' raksasa gas bumi ini, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkannya secara optimal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
BACA JUGA:Wisata Sejarah! Inilah Tempat Wisata Tertua di Kuningan Jawa Barat: Situs Purbakala Cipari
Sebagai penutup, upaya pemanfaatan dan komersialisasi minyak dan gas bumi yang dilakukan oleh SKK Migas membutuhkan kerja sama dan dukungan dari semua pihak.
Dengan strategi yang tepat dan pengelolaan yang transparan, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri energi dunia. *