Para pengembara berkuda dan memegang busur ini, yang bertempur dan berburu seperti halnya manusia, telah lama diselimuti mitos.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Perkereta Apian Indonesia! Inilah Sekilas Jejak Museum Kereta Api Ambarawa
BACA JUGA:Mengenal Jejak Sejarah Berdirinya Museum Kereta Api Ambarawa
Lebih lanjut, Bettany mengatakan bahwa bukti ini semakin signifikan ketika dikaitkan dengan penemuan-penemuan sebelumnya.
Pada 2019, sisa-sisa empat prajurit perempuan yang dikubur dengan mata panah dan tombak ditemukan di Rusia, dan pada 2017, arkeolog Armenia menemukan sisa-sisa jenazah seorang perempuan yang tampaknya meninggal akibat luka-luka perang, karena mata panah tertancap di kakinya.
Pada awal 1990-an, sisa-sisa jasad seorang wanita yang dikubur dengan belati ditemukan di dekat perbatasan Kazakhstan.
"Sebuah peradaban tidak terdiri dari satu kuburan. Jika kita berbicara tentang budaya yang melintasi Kaukasus dan Stepa, seperti yang dikatakan oleh orang-orang kuno, jelas Anda membutuhkan sisa-sisa lainnya," kata Bettany.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dari Penemuan Kapak Tangan Purba yang Berusia 200 Ribu Tahun di Utara Arab Saudi
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Peradaban Melalui Temuan Kerangka Manusia Tertua di Vietnam
Beberapa kerangka menunjukkan para wanita telah menggunakan busur dan anak panah secara ekstensif.
Pasalnya, menurut pengataman Hughes, jari-jari jasad tersebut melengkung karena sering menggunakan panah.
Perubahan pada sendi jari tidak hanya terjadi karena berburu. Menurutnya adalah latihan yang berkelanjutan.
Menariknya, banyak bukti tulang yang juga menunjukkan bukti yang jelas tentang waktu yang berkelanjutan di atas pelana.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Penemuan Kerangka Manusia Tertua Berusia 10 Ribu Tahun
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Ratu Kalinyamat Sang Pahlawan dari Jepara Penguasa Pesisir Utara Jawa
"Panggul wanita pada dasarnya terbuka karena mereka menunggang kuda. Tulang-tulang [mereka] dibentuk oleh gaya hidup mereka," tuturnya.