BACA JUGA:Mengungkap Kekejaman Senjata Tradisional Suku Batak, Warisan Budaya yang Memikat Minat Pendekar
"Yah, namanya tiruan. Ini juga yang aksara Batak juga kurang bagus karena yang buat orang sekarang. Masih bagus mereka buat tulisan-tulisan ini, tandanya punya usaha mempelajari aksara Batak," lanjutnya.
Istana Sisingamangaraja diyakini dibangun sejak abad ke-16 oleh Sisingamangaraja I. Markoni sendiri adalah cicit dari Sisingamangaraja XI.
Dia menjelaskan bahwa asal-usul raja yang menyatukan negeri Batak ini berasal dari marga Sinambela yang berkampung halaman di Bakkara.
Menurut legenda, Sisingamangaraja I hadir sebagai pemersatu masyarakat Batak yang terpecah dan penuh kekacauan yang jauh dari ajaran Mulajadi Nabolon (Tuhan dalam mitologi Batak).
BACA JUGA:Martumpol! Keindahan Upacara Pernikahan Tradisional Suku Batak, Kok Gini?
Cerita kelahirannya bermula dari keluarga Sinambela dengan suami bernama Bona Ni Onan yang selalu bepergian jauh karena diperintah Mulajadi Nabolon.
Sementara istrinya, yakni Boru Pasaribu tinggal di Bakkara. Boru Pasaribu pergi bertapa ke sebuah gua di Tombak Sulusulu, menyendiri memohon dikaruniai anak.
Doa tersebut dikabulkan. Seorang anak lahir ketika Boru Pasaribu sendirian di dalam gua. Kelahiran anak tersebut disambut dengan gempa bumi, sehingga dinamai Manghuntal yang dalam bahasa Batak berarti gemuruh gempa.
Anak inilah yang kelak menjadi Sisingamangaraja I, karena sejak kecil dia memiliki sifat yang diyakini akan menjadi raja besar bagi negeri Batak.
BACA JUGA:Perjalanan Melintasi Sejarah Suku Batak, Menemukan Keunikan Budaya Mereka
Situs kelahiran Sisingamangaraja I atau Tombak Sulusulu, lokasinya tidak jauh dari Istana Raja Sisingamangaraja.
Tepatnya di sisi lain sungai yang membelah Bakkara. Situs tersebut berupa kawasan hamparan batuan gamping berusia 250 juta tahun silam.
Di antara bebatuan inilah terdapat gua yang diyakini menjadi kelahiran Sisingamangaraja I. Ruangan dalam gua ini bisa muat untuk 5—6 orang dan sering menjadi tempat bagi masyarakat berdoa karena dinilai memiliki kekuatan spiritual yang kuat.
Konon, ruangan gua ini jugalah yang menginspirasi masyarakat Batak Toba membangun rumah bolon karena memiliki kesamaan bentuk.
BACA JUGA:Menggali Keunikan Suku Batak, Warisan Budaya yang Mengagumkan dari Sumatera Utara