Inilah yang Dilakukan Sultan Agung Agar Palembang Tidak Berpihak kepada Kompeni

Jumat 22-03-2024,09:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Raden Mas Rangsang atau lebih dikenal sebagai Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah raja Kesultanan Mataram yang berkuasa antara 1613-1645 M. 

Di bawah kekuasaan Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak keemasannya. 

Mataram mengalami kemajuan dalam segala bidang dan hampir menguasai seluruh tanah Jawa. 

Salah satu wilayah di Jawa yang belum dikuasai adalah Banten serta Batavia (Jakarta), yang menjadi markas VOC.

BACA JUGA:Penemuan Arkeologis di Inner Mongolia, Cangkang Naga yang Mengungkap Sejarah Budaya Hongshan

BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit

Palembang mulai tertarik dengan perusahaan yang sering membeli lada tersebut.

Hal ini membuat  Raja Mataram khawatir, karena selama ini Palembang selalu dianggap sebagai “rakyatnya”. Pada bulan Maret sampai Mei 1636, 150 kapal Mataram tiba di Palembang. 

Tentu saja hal ini menimbulkan kesan bahwa Sultan Agung terlalu memberikan tekanan terhadap Palembang.

Jadi, Palembang tidak tahu apakah akan tetap tinggal di Mataram atau pindah ke Kompeni. Ketika Palembang mulai memihak Kompeni, Sultan Agung pun menggunakan siasat agar Palembang tidak memihak Kompeni.

BACA JUGA:Cocok Untuk Dinikmati Ketika Berbuka Puasa, Inilah ES Goyobod yang Menyegarkan!

BACA JUGA:Hindari Konsumsi 4 Jenis Buah Ini Saat Berbuka Puasa

Pada saat itu, ketika Palembang mulai berbalik ke arah Kompeni, kehadiran kapal-kapal Belanda di Palembang memaksa kapal-kapal Mataram untuk berlindung.

Pada bulan Juni 1936, 50 kapal dagang Mataram tiba di Palembang dan harus menghindari kapal Belanda.

Tapi Kompeni juga terlalu intimidatif terhadap Palembang. Ketika Raja Palembang mengirim sebuah kapal yang membawa utusan luar biasa ke Mataram paad 1633, Kompeni menyabotase.

Kategori :