Inilah Sejarah Pembuatan Saka Tatal Masjib Agung Demak

Selasa 19-03-2024,06:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Pangeran Kalijaga ataken, 'Lho Si Anak napa sing dadi bubuhan andika?' Pangeran Wali Prakosa mangsuli, 'Kula kabubuhan saka satunggal'.

BACA JUGA:Sejarah: Perintah Puasa dan Keutamaan Berpuasa di Bulan Ramadhan

BACA JUGA:Menggali Warisan Belanda di Kabupaten Lebong, Tambang Emas dan Bangunan Bersejarah

Pangeran Kalijaga mangsuli malih, 'Heh Anak, kula kang badhe ambantu nggrabahi sarta ngalus'.

Nunten Wali kakalih wau enggal tumandang nyambut damel, sami mendet tatal.

Lajeng dipungulingaken kaping sakawan insya Allah ta'ala iman tokhid ma'ripat Islam, tatal dados blabag, kaelus nunten dados balok"

Artinya : Alkisah, Pangeran Kalijaga sedang bersemedi di Giri Mlaka, lantas bangkit  dari pertapaan.

BACA JUGA:Menggali Warisan Belanda di Kabupaten Lebong, Tambang Emas dan Bangunan Bersejarah

BACA JUGA:Eksplorasi Peninggalan Belanda di Rejang Lebong, Dari Tambang Emas Hingga Arsitektur Kolonial yang Bersejarah

Dalam sehari-semalam sampai di Demak. Lantas duduk di pancabrakan, bertemu dengan Pangeran Wali Perkasa.

Pangeran Kalijaga bertanya, : "Siapa gerangan dirimu?".

Wali Perkasa menjawab, "Saya yang dimintai tolong membuat Saka Tunggal".

Pangeran Kalijaga berkata lagi, "Hai, Nak, aku yang akan membantu menyerut dan mengukirnya"'.

BACA JUGA:Inilah Misteri Sejarah Candi Gedong Songo di Gunung Ungaran

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Makam Tersembunyi di Benteng Trade Solo

Kemudian kedua wali bekerjasama, bahu-membahu membuat tatal (serpihan kayu).

Kategori :