Foster juga menyatakan bahwa kecemasan dan ketakutan akan membuat kesalahan telah merusak performanya di lapangan.
"Itu cara yang buruk untuk melakukannya. Saat Anda memasuki pertandingan sambil memikirkan kemungkinan terburuk, atau takut akan kemungkinan terburuk, Anda langsung memulai dengan buruk," tambahnya.
Pengalaman Foster memberikan pandangan yang menarik tentang tekanan yang dirasakan oleh para pemain sepak bola, terutama di level tertinggi seperti Manchester United.
Meskipun terlihat gemerlap dari luar, kisah-kisah di balik layar seringkali melibatkan perjuangan yang tidak terlihat.
BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele Jika Kalian Sedang Haid Saat Naik ke Puncak Gunung Ini
Sejak meninggalkan Manchester United, Foster telah menemukan kesuksesan baru di klub-klub lain seperti Watford dan Brighton & Hove Albion.
Meskipun pengalamannya di Old Trafford mungkin tidak sesuai dengan harapannya, dia telah belajar dan tumbuh dari pengalaman tersebut.
Kisah Ben Foster bersama Manchester United adalah pengingat bahwa di balik sorotan dan kesuksesan, ada tekanan dan perjuangan yang dialami oleh para pemain sepak bola.
Pengalaman buruknya mengenai sindrom impostor dan ketakutan akan membuat kesalahan memberikan sudut pandang yang berharga tentang aspek psikologis dari olahraga profesional.
BACA JUGA:Tingkatkan Literasi Digital, Ini Langkah Pemkot Pagaralam Menuju Pelayanan Publik yang Lebih Efektif
Sebagai seorang atlet yang telah mengatasi tantangan tersebut, Foster menawarkan inspirasi bagi para penggemar sepak bola yang mungkin mengalami kesulitan serupa.
Kisahnya mengajarkan bahwa kegagalan dan kesulitan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan, dan bahwa penting untuk tetap percaya pada diri sendiri meskipun menghadapi rintangan yang sulit. *