Aristoteles juga membedakan antara memori jangka pendek dan jangka panjang, serta antara memori sukarela dan tidak sukarela.
BACA JUGA:Gajah Mada dan Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Dua Tokoh yang Mewarnai Peradaban Nusantara!
Aristoteles juga menulis tentang fenomena-fenomena seperti ingatan, lupa, mimpi, dan imajinasi.
6. Konsep Kebiasaan Aristotelian
Aristoteles adalah seorang etikus yang mengembangkan konsep kebiasaan (habit) sebagai faktor penting dalam membentuk karakter dan moral manusia.
Aristoteles berpendapat bahwa kebajikan adalah kebiasaan yang diperoleh melalui latihan dan pembiasaan, bukan melalui pengetahuan atau naluri.
Kebiasaan adalah cara bertindak yang konsisten dan sesuai dengan rasionalitas dan tujuan tertinggi manusia, yaitu kebahagiaan.
BACA JUGA:Simbol Peradaban Budaya Bumi Sriwijaya. Inilah 5 Pakaian Adat Sumsel Nan Mewah dan Filosofinya
Aristoteles juga mengajarkan bahwa kebiasaan dapat diubah dan diperbaiki dengan bimbingan dan teladan dari orang-orang bijak dan berpengalaman.
7. Pentingnya Pengamatan di Alam
Aristoteles adalah seorang ilmuwan yang menekankan pentingnya pengamatan empiris dalam mempelajari alam.
Aristoteles mengkritik pendekatan Plato yang mengandalkan ide-ide abstrak dan universal, dan mengusulkan pendekatan induktif yang berdasarkan fakta-fakta konkret dan khusus.
Aristoteles mengumpulkan dan mengorganisir data-data dari berbagai sumber, seperti pengalaman pribadi, laporan orang lain, buku-buku, dan tradisi.
Aristoteles juga melakukan eksperimen dan demonstrasi untuk menguji dan membuktikan hipotesis-hipotesisnya.
Aristoteles adalah salah satu pendahulu dari metode ilmiah yang kemudian digunakan oleh ilmuwan modern.***