Mengungkap Keberadaan Suku Mante: Suku Tertua Penghuni Hutan Aceh

Jumat 16-08-2024,17:55 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsanya yang tersebar di berbagai wilayah.

Di antara sekian banyak suku yang ada, ada satu suku asli yang keberadaannya masih dipenuhi dengan misteri, yaitu Suku Mante yang berasal dari Aceh.

Suku Mante sering disebut sebagai manusia kerdil karena tubuh mereka yang mungil, dengan tinggi rata-rata hanya sekitar satu meter.

Suku ini juga dikenal karena kelincahan dan kemampuan mereka dalam bersembunyi di hutan.

Asal Usul Suku Mante

Suku Mante pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Snouck Hurgronje, seorang orientalis Belanda yang mengunjungi Aceh pada akhir abad ke-19.

Dalam karyanya, De Atjehers, istilah "mante" digunakan untuk merujuk pada seseorang dengan tingkah laku yang dianggap bodoh atau kekanak-kanakan. Namun, dalam kamus Gayo-Belanda karya Prof. Ibrahim Alfian, "mante" diartikan sebagai sekelompok masyarakat liar yang hidup di hutan.

Sedangkan dalam kamus Gayo-Indonesia yang ditulis oleh Nelalatua, "mante" diartikan sebagai suku terasing.

Secara historis, Suku Mante dipercaya sebagai salah satu suku tertua dalam legenda masyarakat Aceh, termasuk dalam rumpun Melayu Proto, yaitu kelompok Melayu yang datang dalam gelombang migrasi pertama di Nusantara.

Suku ini diyakini menjadi salah satu pendiri Kawon Lhee Reutoih (suku tiga ratus) bersama dengan suku Batak, dan menetap di wilayah Aceh Besar, khususnya di daerah Gayo, Alas, dan Singkil.

Ciri Fisik Suku Mante

Suku Mante memiliki ciri fisik yang unik dibandingkan dengan suku-suku lain di Indonesia. Mereka memiliki tubuh kerdil dengan tinggi badan maksimal sekitar satu meter.

Ciri lainnya adalah kulit cerah, tubuh kekar, bulu tebal, wajah berbentuk persegi, dan alis tebal yang bertemu di pangkal hidung.

Rambut mereka biasanya lurus dan dibiarkan terurai hingga punggung. Pakaian yang mereka kenakan cenderung sederhana, terbuat dari kain sarung atau daun-daunan.

Mereka juga tidak menggunakan alas kaki dan sering kali mengenakan perhiasan alami seperti gelang, kalung, atau anting.

Kategori :