Neurotransmitter tersebut dibutuhkan untuk memproses daya ingat dan meningkatkan fungsi otak.
Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang mengungkapkan adanya keterkaitan antara risiko penyakit Alzheimer terhadap kekurangan vitamin B6.
3. Mencegah penyakit jantung
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kombinasi vitamin B6 dan vitamin B12 dapat membantu mencegah penyakit jantung.
Hal ini dikarenakan vitamin B6 berfungsi untuk menurunkan kadar homosistein dalam tubuh.
Homosistein yaitu sejenis asam amino yang diproduksi dalam darah.
Ketika kadar homosistein dalam darah tinggi, maka asam amino tersebut dapat menumpuk di pembuluh darah dan merusak arteri.
Jika tubuh kekurangan vitamin B6, maka homosistein akan terus meningkat dan menyumbat pembuluh darah.
Akibatnya, risiko serangan jantung dan stroke tidak dapat dihindari.
4. Mengatasi depresi
Otak membutuhkan asupan vitamin B6 untuk menghasilkan serotonin, suatu neurotransmitter yang dapat meningkatkan suasana hati dan pikiran positif.
Ini tentu bermanfaat bagi Anda yang gampang bad mood, atau bahkan mengalami depresi.
Sebuah penelitian menemukan bahwa kekurangan fosfat piridoksal, suatu bentuk vitamin B6, dapat dikaitkan dengan gejala depresi dan gangguan mood.
Maka itu, jaga suasana hati Anda dengan mengonsumsi makanan sumber vitamin B6.
5. Bantu mengatasi gejala sindrom prehaid (PMS)
Selain berpotensi untuk membantu gejala depresi, vitamin B juga dikatakan bisa membantu gejala emosional yang berkaitan dengan sindrom prahaid seperti rasa cemas dan mudah marah.