Dengan dukungan para brahmana, Ken Arok memproklamirkan Tumapel sebagai kerajaan merdeka.
Pertempuran sengit antara Tumapel dan Kadiri terjadi di desa Genter pada tahun 1222.
BACA JUGA:Berkunjung ke Candi Singosari, Mengupas Fakta-Fakta Menarik yang Menginspirasi
Kertajaya, penguasa Kadiri, menghadapi kekalahan, mengakhiri era Kadiri dan meneguhkan kekuasaan Ken Arok di Jawa Timur.
Ken Arok yang sebelumnya memakai gelar Akuwu mengangkat dirinya sebagai Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.
Tragedi Keturunan dan Kematian
Meskipun berhasil membangun kerajaan yang kuat, hidup Ken Arok tidak luput dari tragedi.
Anusapati, putra Ken Dedes dan Tunggul Ametung, merasa diabaikan dan mengetahui bahwa ia adalah anak tiri.
BACA JUGA:Menggali Lebih Dalam, Inilah Fakta-Fakta Menarik Tentang Candi Singosari
Dengan bantuan Keris Mpu Gandring, Anusapati membunuh Ken Arok pada tahun 1247 Masehi.
Peristiwa ini, yang tercatat dalam naskah Pararaton dan diperkuat oleh Prasasti Mula Malurung (1255), menggambarkan kematian Ken Arok sebagai sesuatu yang tidak wajar.
Prasasti menyebutnya sebagai Bhatara Siwa yang meninggal di atas takhta kencana, memberikan warna misterius pada perjalanan hidupnya.
Ken Arok, dengan kehidupan yang penuh intrik, ambisi, dan tragedi, menjadi pahlawan dan legenda dalam sejarah Nusantara.
BACA JUGA:BBIB Singosari Kementan Tandatangani Kerjasama Indonesia - Malaysia
Dari latar belakang yang rendah, ia mampu mengukir namanya dalam sejarah sebagai pendiri Kerajaan Tumapel.
Kisah hidupnya mengajarkan kita tentang kekuatan ambisi, ketabahan, dan konsekuensi dari setiap tindakan.