Bikin Merinding! Inilah Fakta Menarik Suku Fore yang Memiliki Tradisi Kanibalisme

Sabtu 30-12-2023,00:52 WIB
Reporter : Elis
Editor : Elis

PAGARALAMPOS.COM - Di sebuah pulau terpencil di Oseania, terdapat  suku bernama Fore, yang hidup menurut tradisi unik namun kontroversial.

Suku ini membakar kanibalisme sebagai cara untuk menunjukkan rasa hormat dan menguburkan orang mati.

Namun, apa yang dulunya dianggap sebagai tradisi keagamaan ternyata membawa malapetaka bagi suku ini.

Mulai  tahun 1950an, anggota suku Fore mulai menderita penyakit aneh yang disebut kuru.

BACA JUGA:7 Spot Lokasi Liburan Akhir Tahun Di Kebumen, Jangan Sampe Nyesel Kalo Ga Tau Ini!

Penyakit ini menimbulkan gejala seperti menggigil, kehilangan keseimbangan, kesulitan berbicara  dan akhirnya berujung pada kematian.

Kuru adalah penyakit otak degeneratif  yang disebabkan oleh prion,  protein abnormal yang menyerang sel saraf.

Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi daging yang terkontaminasi atau kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi.

Penyakit ini memiliki masa inkubasi yang panjang, yaitu antara 5 hingga 20 tahun, sehingga gejala baru muncul setelah waktu yang cukup lama.

BACA JUGA:Gak Bakal Nyesel Liburan Kesini! Inilah 7 Lokasi Destinasi Wisata di Kebumen

Gejalanya mirip dengan penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD) pada manusia dan penyakit sapi gila (BSE) pada hewan.

Pada tahun 1957, seorang dokter Australia bernama Vincent Zigas menjadi yang pertama kali menemukan adanya penyakit kuru pada suku Fore.

Ia bekerja sama dengan antropolog Amerika, Shirley Lindenbaum, untuk mempelajari suku ini dan tradisi kanibalisme yang mereka praktikkan.

Mereka menemukan bahwa penyakit kuru lebih banyak menyerang perempuan dan anak-anak daripada laki-laki.

BACA JUGA:Destinasi Seru Keluarga di Purwokerto Dari Jermangis, Curug Bayan, dan Lebih Banyak Lagi

Kategori :