Akhirnya si nenek menjelma menjadi sebuah batu karang dan menghadap laut ke arah batu Bale Kembang.
Sekarang batu itu disebut “Batu Karangnini”, dan menjadi salah satu objek wisata pantai terindah di Pangandaran.
Kisah kasih kedua insan tersebut sampai saat ini masih kokoh terabadikan melalui dua batu karang yaitu Batu Karangnini dan Batu Bale Kambang.
Pada tahun 1918, bentuk kepala si nenek tersambar petir dan sempat diperbaiki.
Namun pada tahun 2006 lagi- lagi dihantam tsunami dan kepalanya rusak lagi.