Namun, ada variasi dalam pandangan ini, dengan beberapa sumber menyatakan bahwa Padjajaran menghilang sekitar 60 tahun setelah kematian Prabu Siliwangi.
Pada masa itu, kekuatan Padjajaran terus melemah, dan banyak pemimpin yang tidak kompeten membuat kerajaan rentan terhadap serangan musuh.
Akhirnya, Kesultanan Banten dan Pakuan menyerang, mengakibatkan ibu kota yang dibakar habis.
Konon, itulah sebabnya mengapa tidak ada jejak fisik yang dapat ditemukan dari Kerajaan Padjajaran.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Legenda Lembu Suro, Kisah Mistis dari Tanah Jawa
Ada juga pandangan lain yang merinci bahwa Padjajaran tidak hilang bersama Prabu Siliwangi, tetapi karena konstruksi kerajaan ini yang terbuat dari kayu dan dedaunan.
Sebuah komentar dari seorang netizen menekankan bahwa kraton Kerajaan Sunda (Padjajaran) tidak terbuat dari batu atau beton, melainkan dari kayu dan atap dari daun-daunan.
Pada saat penyerangan tentara Banten ke ibukota Kerajaan Bogor, yang merupakan bagian dari Kerajaan Padjajaran, bangunan tersebut hancur dan tidak meninggalkan bukti fisik.
Wangsit Siliwangi, sebuah naskah yang dianggap memiliki nilai prakiraan, menyebutkan bahwa Padjajaran akan hilang tanpa jejak dan hanya bisa ditemukan dengan ilmu pengetahuan.
Wasiat Prabu Siliwangi menegaskan bahwa Padjajaran akan menjadi bagian dari alam ghaib, meninggalkan nama-nama bagi mereka yang berusaha menyelusurinya.
Misteri hilangnya Kerajaan Padjajaran dan Prabu Siliwangi terus mengundang perdebatan dan penelitian.
Apakah ini merupakan efek dari perubahan politik, kelemahan internal, atau mungkin karena bahan bangunan yang unik, misteri ini tetap menjadi salah satu titik fokus menarik dalam sejarah Tanah Sunda.
Hingga saat ini, jejak Padjajaran tetap tersapu oleh waktu, dan hanya melalui penelitian lebih lanjut kita dapat berharap untuk mengungkap rahasia di balik hilangnya kerajaan ini.
BACA JUGA:Kerajaan Kecil Tapi Tak Terkalahkan, Inilah Strategi yang Digunakan Padjajaran Melawan Majapahit
Peninggalan Kerajaan Pajajaran