PAGARALAMPOS.COM – Mereka tetap menjaga dua orang yang sekarat, menghidupkan radio.
Mencari serpihan pesawat demi mengambil baterai, dan beberapa orang bersedia berjalan ber-mil-mil jauhnya.
Hanya untuk mencari pertolongan sampai nyaris putus asa.
BACA JUGA:Destinasi Wisata yang Wajib Kalian Kunjungi Ketika di Surabaya!
Kami teringat pada perkataan salah seorang tokoh di situ;
bahwa walau bagaimanapun mereka harus tetap bertahan hidup dan terus mencari bantuan.
Karena jika lebih lama lagi terasing di tempat itu, mereka akan lupa bahwa mereka adalah manusia.
BACA JUGA:Ban Motor Awet dan Tahan Lama!
Terus terang, ini mengharukan, dan kami bisa menerima apapun ending film ini.
Penerimaan: Rotten Tomatoes, agregator ulasan, melaporkan bahwa 61% dari 28 kritikus yang disurvei memberikan ulasan positif pada film tersebut; peringkat rata-ratanya adalah 6,3/10.
BACA JUGA:Mistis Gunung Arjuno, Pengalaman Hilang di Alas Lali Jiwo Lantaran Kutukan
David Ansen dari Newsweek mengatakan bahwa, meskipun; ‘Buku terkenal Piers Paul Read ... memberikan perhatian khusus pada struktur sosial yang berkembang di antara kelompok tersebut ... Marshall ... meremehkan detail sosiologis yang menarik —dan ambiguitas karakter— dalam mendukung tindakan, kepahlawanan, dan religiusitas samar-samar yang tersebar di cerita seperti gula bubuk’.
BACA JUGA:Liburan yang Tak Terlupakan, Ini 4 Destinasi Wisata Terbaru di Bogor
Yang lain, seperti Ray Green, memuji sifat bijaksana dari film tersebut dengan menyatakan bahwa;
'meskipun berpotensi menimbulkan sensasionalisme yang mengerikan, Marshall berhasil menjaga martabatnya dan film tersebut dengan mengarahkan jalur yang suram melalui beberapa kejadian yang suram, terimakasih dalam cara yang tidak sedikit,' tulisnya.