PAGARALAMPOS.COM - Dogon adalah salah satu suku primitif yang tinggal di Afrika. Menurut ilmuwan mereka berasal mungkin dari Mesir Kuno yang pada zaman dahulu kala tinggal di Libya.
Mayoritas orang Dogon tinggal di gunung, bukit, dan juga kawasan plato Bandiagara Escarpment. Umumnya petani, perajin kayu, dan banyak pula yang bekerja dengan mengolah besi dan baja.
Suku Dogon pun punya tradisi yang didasari oleh kepercayaan mereka tentang topeng dan ukiran kayu. Bahkan, karya seni yang mereka buat punya andil besar di seni modern, sebut saja karya-karya Picasso.
BACA JUGA:Ini 5 Fakta Dan Sejarah Kota Pagar Alam Sumatera Selatan!
Mali, sebuah negara di Afrika Barat, menawarkan keindahan alam dan kekayaan budaya yang menakjubkan.
Dari padang gurun Sahara yang luas di utara hingga daerah Sahel yang hijau di selatan, Mali memiliki beragam pemandangan yang memikat para pelancong dari seluruh dunia.
Salah satu daya tariknya adalah Tebing Bandiagara yang dramatis, tempat Suku Dogon telah menjaga warisan budaya unik mereka selama berabad-abad.
Budaya Suku Dogon mencakup seni topeng dan arsitektur desa di tebing curam, yang selama ini telah memukau para antropolog.
BACA JUGA:AKBP Erwin Irawan Ajak Jaga Harkamtibmas Jelang Pemilu 2024
Namun, yang benar-benar mengagumkan dunia Barat adalah pengetahuan mendalam Suku Dogon tentang astronomi.
Yang mengejutkan, mereka telah memperoleh kebijakan astronomi ini tanpa bantuan alat canggih seperti teleskop atau teknologi luar angkasa.
Suku Dogon memiliki pemahaman yang rumit tentang pergerakan benda langit, termasuk orbit planet, rasi bintang, dan bahkan detail tentang Sirius B, sebuah bintang katai putih.
Sirius B, yang mengorbit Sirius A dalam orbit elips selama 50 tahun, baru secara resmi ditemukan oleh astronom Barat Ivan Clark pada tahun 1862 dengan teleskop canggih.
BACA JUGA:Selain Enak, Ternyata Inilah 5 Manfaat Konsumsi Daging Kambing
Dengan luar biasa, Suku Dogon bukan hanya mengetahui tentang keberadaan Sirius B selama berabad-abad, tetapi juga memberinya nama yang akurat, "Po Tolo", mencerminkan sifat berat dan padatnya.