Selain itu, mereka kini juga memperkenalkan budidaya padi yang dimulai oleh pendatang.
Rumah tangga orang Enggano terdiri dari keluarga-keluarga inti dengan adat menetap setelah pernikahan, yang bersifat matrilokal dan memiliki sistem keturunan matrilineal.
Penduduk Suku Enggano saat ini terdiri dari lima klen yang disebut "ijaha-auak," yaitu Kaambi, Kanno, Kaahenao, Kaharuba, dan Kuitara.
Masyarakat ini memiliki adat kawin lari, di luar klen, dan pemimpinnya ditentukan oleh azas senioritas, kekuatan, pengalaman, dan kearifan.
BACA JUGA:Berasal Dari Putri Raja, Ternyata Begini Cerita Rakyat Aceh Tentang Suku Mante, Yuk Simak Kisahnya!
Saat ini, mayoritas penduduk Enggano menganut agama Kristen dan Islam, tetapi ada juga yang menjalani kepercayaan asli mereka, yang meyakini adanya kekuatan yang bersifat baik dan buruk.
Sejarah Pulau Enggano juga diperkaya dengan penemuan mata uang logam Tiongkok kuno yang memuat "Chien Ma" yang berasal dari tahun 421 Masehi.
Ini menjadi bukti sejarah bahwa hubungan antara pulau ini dan daratan Tiongkok telah berlangsung selama berabad-abad.
Suku Enggano adalah salah satu masyarakat unik di Indonesia yang memiliki sejarah dan budaya yang kaya.
Asal-usul mereka yang terkait dengan daratan Tiongkok, campuran agama, dan adat istiadat yang unik, menjadikan mereka bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia.
Pulau Enggano bukan hanya tempat bersemayamnya Suku Enggano, namun juga menyimpan jejak-jejak sejarah yang menggiurkan rasa ingin tahu kita akan perjalanan panjang manusia di kepulauan Nusantara.
Artikel ini dibuat berdasarkan beberapa sumber!. Semoga dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan tentang pulau Enggano ini.***