Mereka tertarik dan mimpi Mary pun dikembangkan menjadi sebuah cerita kelam dengan sentuhan mistis dan fiksi ilmiah dan butuh waktu dua tahun untuk menyelesaikan kisah seram itu.
Menurut Charles Robinson dalam ‘The Frankenstein Notebooks: A Facsimile Edition’ (1996), Mary menuntaskan naskahnya pada pertengahan tahun 1817.
BACA JUGA:Cantiknya Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Wajar Saja Gajahmada Takluk dan Ambisi Mempersatukan Nusantara
Tanggal 1 Januari 1818, dengan bantuan dari Lord Byron, novel dari mimpi Mary itu diterbitkan di London dengan judul ‘Frankenstein; or The Modern Prometheus’.
Namun, yang dicantumkan sebagai penulis adalah Lord Byron, yang memang sudah punya pamor di Eropa.
Pertimbangan lainnya, Mary kala itu masih berusia remaja, dan tentunya tidak terlalu menarik minat pembaca jika namanya yang dicantumkan.
BACA JUGA:Misrteri Gerbang Kuno Majapahit, Peninggalan Ini Bernuansa Mistis
‘Frankenstein; or The Modern Prometheus’ di bawah nama Lord Byron mendapat sambutan bagus.
Novel Frankenstein; or The Modern Prometheus diterbitkan ulang pada 1831.
Nah, kali ini nama Mary Shelley tercantum sebagai pengarangnya.
BACA JUGA:Pilihlah TOP 4 Merk Ban Motor Ini Jika Mau Awet Dan Tahan Lama!
Ternyata, kisah Frankenstein melegenda hingga lebih 200 tahun kini.
Dan sosok monster dalam cerita itu perlahan menjadi salahsatu ikon horor di Eropa, bahkan dunia.
Frankenstein pun dijadikan inspirasi oleh para pelaku seni.
BACA JUGA:Sejarah Wahana Bermain Terbengkalai Taman Wonderia, Kini Menjadi Lokasi Uji Nyali!