PAGARALAMPOS.COM - Cagar Budaya Gunung Padang adalah sebuah situs megalitik yang terdiri dari batu-batu berbentuk kolom yang membentuk lima teras seluas 3 hektar di puncak bukit.
Ada pandangan yang menyatakan bahwa batu-batu ini terbentuk secara alami melalui proses pendinginan magma panas yang kemudian membeku menjadi batu dengan kekar-kekar atau bidang rekahan yang berbentuk segi delapan, lima, empat, dan tiga.
Namun, manusia telah menggunakan batu-batu kolom alami ini untuk membangun struktur batu yang unik, dikenal sebagai "punden berundak" oleh para arkeolog.
Keunikan Situs Megalitikum Gunung Padang ini telah menarik perhatian para peneliti dan arkeolog, membangkitkan rasa ingin tahu yang besar.
BACA JUGA:Bersejarah! Inilah 6 Desa Wisata Megalitikum di Indonesia Bikin Bangga Bangsa
Salahsatu faktanya, susunan kolom balok batu situs yang ada dipuncak bukit ini benar benar unik.
Tahukah kamu, jika balok balok batu sengaja disusun, ya bisa! Namun, tahu kamu, jika ribuan balok batu tersebut bukan sengaja dipahat.
Para pakar menilai balok batu tersebut alami terbentuk secara alam. Tidak dibuat manusia, melainkan hasil proses geologis.
Proses pembentukanya, ketika aliran magma membeku, seperti terbentuknya retakan-retakan poligonal ketika lumpur mengering.
Di pelataran undak pertama, pemandangan menakjubkan terhampar dari seluruh konstruksi situs yang disusun dari kolom-kolom batu berdimensi kebanyakan segi lima, dengan permukaannya yang halus.
BACA JUGA:Enak! Ini 5 Tradisi Malam Pertama Suku di Indonesia
Batu-batu itu dipasang melintang sebagai tangga dari kaki bukit sampai pintu masuk situs. Di puncak bukit, pada pelataran pertama, pintu gerbangnya diapit kolom batu berdiri.
Proses pembentukan asal muasal balok batu situs Gunung Pasang dinilai juga mirip dengan yang ada pesisir pantai Irlandia, SITUS TANGGA SEGI ENAM RAKSASA, tepatnya di Giant Causeway.
Balok segi enam tersebut semuanya terjadi saat proses pendinginan lava menjadi batuan beku yang umumnya berjenis batu andesit.
Gunung Padang sendiri diperkirakan terbentuk dari hasil pembekuan magma, sisa gunung api purba era Pleistosen Awal, 21 juta tahun lalu.