PAGARALAMPOS.COM - Gunung Padang adalah situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Konstruksi punden berundak mendasarkan pada kepercayaan bahwa gunung dan tempat tinggi lainnya merupakan persemayaman para leluhur.
Konsep punden berundak kemudian mempengaruhi bangunan-bangunan sejarah pada periode klasik dan Islam di Nusantara.
Akibatnya dapat ditemukan bangunan memiliki struktur seperti piramida bertingkat. Hal ini dapat ditemukan pada desain dasar untuk monumen Buddha Borobudur di Jawa Tengah.
Borobudur adalah mandala yang ditempatkan pada struktur punden berundak. Hal ini kontras dengan Prambanan, bangunan sezaman namun mencerminkan arsitektur yang "diimpor" dari India.
Bangunan-bangunan dari periode akhir Majapahit juga menunjukkan elemen punden berundak.
Seperti pada Candi Sukuh dan Candi Ceta di Jawa Tengah. Candi Sukuh memiliki piramida bertingkat pada bagian tertinggi punden berundak.
Fungsi situs Gunung Ladang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM.
BACA JUGA:Kok Bisa Fakta Gunung Padang Ini Tarik Perhatian Arkeolog Dunia! Ada APa?
Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada
Punden berundaknya ada yang bebentuk persegi panjang, meupun balok dengan aneka ukiran ataupun relief.
Dikutip dari sejumlah sumber, jika bentuk luas area situs yang dikelilingi punden berundak ini, sedikitnya memiliki dua lahan yang berlokasi di atas dan bawah.
Situs Gunung Padang merupakan peninggalan prasejarah di Cianjur, Jawa Barat ini juga menyimpan sejuta misteri yang masih belum terungkap hingga saat ini.
Perkiraan sementara, situs Gunung Padang terbentuk pada 5.000 SM-26.000 SM. Sedangkan peneliti lainnya memperkirakan, Gunung Padang lebih tua dari Piramida Giza yang berada di Mesir dengan perkiraan pembangunan sekitar 2.570 SM.