Menelisik Kerajaan Selebar, Jejak Peradaban yang Terlupakan di Wilayah Bengkulu, Ternyata Begini Kekuasaannya!

Jumat 23-06-2023,15:22 WIB
Reporter : Bodok
Editor : Bodok

PAGARALAMPOS.COM - Bengkulu, sebuah wilayah di Pulau Sumatera, Indonesia, menyimpan banyak misteri sejarah yang menarik untuk diungkap. 

Salah satu cerita yang menarik adalah tentang Kerajaan Selebar yang pernah berdiri di wilayah ini. 

Kerajaan Selebar memiliki akar dari Kerajaan Jenggalu yang didirikan oleh seorang pemberani dan bijaksana yang namanya tidak tercatat dalam sejarah. 

Namun, ada pula riwayat lain yang menyatakan bahwa Kerajaan Selebar dibina oleh Rangga Janu, salah satu kerabat dari Kerajaan Majapahit. 

BACA JUGA:Tak Disangka,Ternyata Sumpah Prabu Brawijaya Masih Berlaku Hingga Sekarang!

Perjalanan menuju Bengkulu ini terjadi setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit akibat penaklukan Kerajaan Demak pada tahun 1518-1521 oleh Adipati Unus, beberapa bangsawan Majapahit yang juga pedagang menuju Bengkulu.

Menurut catatan sejarah, pada abad tersebut Rangga Janu dan adiknya, Rangga Beru, tiba di daerah Bia Paku yang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Jenggalu. 


--

Mereka menetap dan hidup di sana. Adik mereka, Rio (Ario) Bina, berhasil memikat hati raja setempat dan diangkat sebagai kepala daerah Bia Paku dengan gelar Rio Kajang Sebidang. 

Setelah kematian Raja Jenggalu, rakyat memilih Rangga Janu sebagai penerusnya karena tindakan dan sikap bijaksananya.

BACA JUGA:Pernah di Tawar Seharga Rp.12 T Untuk Objek Penelitian, Ternyata Ini Situs Berharga Gunung Padang!

Tepat pada tahun 1565, Kerajaan Selebar mulai dikenal dengan Raja Rangga Janu yang bergelar Depati Payung Negara. 

Rangga Janu memindahkan ibu kota kerajaan ke Bandar Selebar yang memiliki lokasi lebih strategis dan menguntungkan untuk perdagangan di Teluk Selebar yang aman dari gelombang ganas Samudera Hindia.

Pada tahun 1668 Masehi (1079 H), Depati Bangsa Radin, putra Depati Payung Negara, dari Kerajaan Selebar mengunjungi Banten untuk bertemu Sultan Agung Tirtayasa (Sultan Abdullah Abdulfatah, 1651-1682). 

Ia menerima sebuah surat dari Sultan Banten yang tertulis di atas loyang pengakuan sebagai Raja Kerajaan Selebar dengan gelar Pangeran Natadirja. 

Kategori :