PAGARALAMPOS.COM - Era setelah Raja Hayam Wuruk sampai dengan runtuhnya Majapahit adalah era yang sangat sedikit sumber beritanya. Hampir tidak ada prasasti yang dibuat pada era ini.
Kisah yang memuat era ini sangatlah sedikit, diantaranya adalah Serat Kanda dan Babat Tanah Jawi. Kedua kronik ini dijalin dengan dongengan (hal. xvii). Sedangkan berita dari Negarakretagama dan Pararaton sangat terbatas mengungkap masa setelah kejayaan Majapahit. Untunglah ada dokumen-dokumen Klenteng Sam Po Kong yang bisa membantu untuk menuliskan sejarah pasca Hayam Wuruk sampai dengan keruntuhan Majapahit.
Itulah sebabnya Slamet Muljana mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada Poortman dan Ir. Parlindungan (hal. xix). Dokumen Sam Po Kong ini sangat membantu dalam merekonstruksi sejarah masa akhir Majapahit.
Slamte Muljana juga melengkapi analisisnya dengan berita Tiong Hoa dari Kelenteng Talang dan berita-berita Portugis. Summa Oriental tulisan Tomme Pires dan Da Asia karangan de Barros adalah dua dokumen Portugis yang sangat penting untuk mengungkap masa akhir Majapahit.
BACA JUGA:Suku Sumatera Selatan Ternyata Keturunan Tionghoa! Ini 4 Nama Suku Tersebut!
Adapun strategi perang yang dipakai oleh Kerajaan Sunda-Galuh-Padjadjaran pada masanya, diantaranya yakni:
1. Makarabihwa.
Cara mengalahkan musuh dengan tidak berperang. Mengalahkan musuh dari dalam musuh itu sendiri, dengan menggunakan kekuatan pengaruh. Praktik merusak kekuatan musuh dari dalam agar merasa kalah sebelum berperang.
2. Katrabihwa
Posisi prajurit saat menyerang musuh, ada yang ditempatkan di atas, biasanya dengan menggunakan senjata panah, dan prajurit yang di bawah, biasanya menggunakan tombak dan berkuda.
3. Lisangbihwa
Sebelum perang dimulai, Panglima Perang/Hulu Jurit mengumpulkan pasukan tempurnya agar seluruh prajurit berteguh hati menjadi pasukan yang berani dan bersemangat berperang untuk mengalahkan musuh walaupun kekuatan lebih kecil.
BACA JUGA:Majapahit Tidak Mampu Menaklukan Pajajaran, Tapi Kesultanan Ini Bisa, Simak Ceritanya!
4. Singhabihwa
Mengalahkan pertahanan musuh dengan cara menyusup. Para penyusup merupakan tim kecil yang jumlahnya hanya lima orang, terdiri atas ahli perang, ahli strategi, dan ahli memengaruhi musuh.