Kata Kebo Iwa dalam hati kecilnya: "Kerajaan Bali pada akhirnya akan dapat ditaklukkan oleh usaha yang kuat dari orang ini (Gajah Mada). Keinginannya untuk mempersatukan Nusantara agar menjadi kuat kiranya dapat aku mengerti kini. Namun apabila aku menyetujui niatnya dan ragaku masih hidup, apa yang akan aku katakan nantinya pada Baginda Raja Bali sebagai sangkalan atas sebuah prasangka pengkhianatan,".
Lalu Kebo Iwa berkata: "Wahai Patih Gajah Mada! Cita-citamu untuk membuat Nusantara menjadi satu dan kuat kiranya dapat aku mengerti. Namun selama ragaku tetap hidup sebagai abdi rajaku, aku akan menjadi penghalangmu. Maka, taklukkan aku, hilangkan kesaktianku dengan menyiramkan bubuk kapur ke tubuhku,".
Pernyataan Kebo Iwa rupanya membuat terkesiap Gajah Mada. Namun Gajah Mada yang mengerti atas keinginan Kebo Iwa, lalu menghantamkan tangannya ke batu kapur, batu itupun luluh lantak menjadi serpihan bubuk.
Gajah Mada menyapukan bubuk tersebut ke arah Kebo Iwa dengan ilmunya, bubuk kapur menyelimuti tubuh sang patih. Nampak Kebo Iwa, sesak napasnya oleh karena bubuk kapur tersebut.
Bubuk kapur tersebut membuat pernapasan Kebo Iwa menjadi terganggu, hal tersebut mengakibatkan kesaktian Kebo Iwa menjadi lenyap. Gajah Mada lalu melesat dan menusukkan kerisnya ke tubuh Kebo Iwa.
Dengan gugurnya Kebo Iwa maka satu kekuatan besar Kerajaan Bali dapat dilumpuhkan.
Jauh sebelum menaklukkan Kerajaan Bali, untuk menyatu di bawah kekuasaan Majapahit. Gajah Mada menapaki karir dari seorang Bekel Bhayangkara.
Dia menjadi buah bibir, karena memiliki jasa besar, terutama setelah bersama 15 orang Bhayangkara menyelamatkan Raja Jayanegara, dari serangan Ra Kuti beserta pasukan dharmaputranya.
BACA JUGA:Dikenal Dengan Negara Mayoritas Islam Terbesar di Dunia, Ini 4 Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa
Gajah Mada berhasil memadamkan pemberontakan Ra Kuti. Gajah Mada juga yang menikam Ra Tanca hingga tewas, setelah memergoki Tanca menghabisi Raja Jayanegara.
Di masa pemerintahan Bhre Kahuripan dan Bhre Daha. Gajah Mada juga berandil besar dalam penumpasan pemberontakan Sadeng dan Keta.
Terhadap semua hambatan yang muncul dalam mewujudkan Sumpah Palapa, Gajah Mada tidak segan mengambil langkah pemusnahan. Termasuk kepada Kembar dan Warak yang telah mengejek sumpahnya.
Gajah Mada yang murka karena merasa diejek oleh Kembar, usai mengucapkan Sumpah Palapa. Langsung menghabisi Kembar.
"Di luar panangkilan, Kembar dan Warak dimusnahkan. Itulah kesempatan baik untuk melampiaskan dendamnya kepada Kembar yang telah mendahului mengepung Sadeng," tulis Slamet Muljana.