Kebijakan asimilasi yang diterapkan pada masa Orde Baru membuat banyak orang Tionghoa yang menanggalkan identitas etniknya.
Sepuluh tahun berselang, populasi orang Tionghoa kembali dihitung pada tahun 2010.
Hasil sensus tersebut menyebutkan bahwa populasi Tionghoa mencapai 2.832.510 jiwa, atau sekitar 1,2 persen dari penduduk Indonesia.Bangsa China memiliki peran besar dalam historiografi Indonesia.
Salah satu tokoh yang mencatat mengenai eksistensi Nusantara atau Indonesia sejak awal adalah Fa Hian, yang dikenal juga sebagai Fa Hsien, Fa Hien, atau Faxian.
BACA JUGA:Kesultanan Ini Bisa menaklukan Pajajaran Sedangkan Majapahit Gagal, Simak Ceritanya!
Benny G Setiono menulis bahwa Fa Hian yang merupakan seorang pendeta atau biksu itu mengunjungi Pulau Jawa pada 399-414. Saat itu dia dalam perjalanan menuju India.
Perjalanan Fa Hian itu ditulis dalam buku berjudul Fahueki. Jejak penjelajahan Fa Hian itu kemudian diikuti oleh Sun Yun dan Hwui Ning dalam perjalanan ziarah menuju India.
Catatan perjalanan lain yang memperlihatkan eksistensi Nusantara dalam ekspedisi bangsa China adalah yang ditulis oleh I Tsing.
Pada 671, Pendeta I Tsing berangkat dari Canton menuju Nalanda di India. Perjalanan itu ditulis secara detail dalam buku Nan Hai Chi Kuei Fa Ch'uan dan Ta T'ang Si Yu Ku Fa Kao Seng Ch'uan.
Secara spesifik, arkeolog Uka Tjandrasasmita dalam buku Arkeologi Islam Nusantara (2009) menulis bahwa I Tsing dalam perjalanan dari India singgah di Shih Li Fo Shih, yang dikenal juga sebagai San Fo Tsi atau Fo Shih.
BACA JUGA:Bukan Main! Inilah 3 Fakta Menarik Tentang Gunung Padang, No 1 Bikin Tercengang
Arkeolog dan sejarawan George Coedes mengidentifikasi Shih Li Fo Shih sebagai Sriwijaya. Identifikasi ini sebagaimana dikenali dalam prasasti tertua Kadatuan Sriwijaya di Sumatera Selatan.
Sejumlah catatan sejarah itu menginspirasi para penjelajah China untuk mendatangi Nusantara.
Salah satu penjelajah China yang kemudian memiliki pengaruh besar dalam perkembangan masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah Laksamana Cheng Ho.
Uka Tjandrasasmita menulis bahwa ekspedisi China yang dipimpin Laksamana Cheng Ho dilakukan sejak pemerintahan Dinasti Ming di bawah Kaisar Cheng Tsu (1403-1424).