Fiksional Epik Biopik Wawancara Vampir yang ‘Baik Hati’ yang telah Hidup Ratusan Tahun

Selasa 30-05-2023,04:00 WIB
Reporter : BV
Editor : BV

BACA JUGA:Tak Hanya Terkenal Dengan Kekayaan Budaya, Ternyata Sumatera Jadi Surganya Mata Air di Indonesia

Misalnya saja kita lihat pada adegan suckling blood-nya yang memang agak disturbing. 

Tapi disturbing-nya itu ‘menyenangkan’. Eh, bukan menyenangkanlah, tapi bikin miris. 

Alias kita bukan kasihan ama korbannya, tapi kasihan sama si Louis yang jadi tidak enak hati ngisap-ngisap darah orang. 

BACA JUGA:Penyebaran Situs Budaya di Tanah Besemah Terus Dioptimalkan

Ahh, vampire kok tidak berani ngisap darah? Aneh kan? 

Apalagi memang cukup sulit menemukan film ‘bertema vampir’ yang tidak melulu tentang cinta.

Atau 'aksi' perburuan antara Dracula dan Van Helsing, kecuali ‘Interview with the Vampire’ (1994).

BACA JUGA:Asal Mula Suku Kisam, Budaya dan Agamanya

Kita lihat saja, makin ke sini terasa makin ‘mainstream’ saja action fantasi di ‘universe vampire’ movie ini. 

Ya, film-film ‘bertema vampir’ pada umumnya kerap menyajikan tema romansa dramatis dan aksi fantasi.

Pada awal 90-an mulai dari ‘Twilight’ saga yang menjadi pujaan setiap remaja perempuan millennial.

BACA JUGA:Wajib Diketahui! Ini Sejarah Hingga Kebudayaan Suku Batak

Hingga koleksi klasik seperti ‘Bram Stoker’s Dracula’ (1992) dan Dead & Living (1995).

Sementara pada era 2000-an ke atas, seperti ‘Underworld’ (2003), ‘Van Helsing’ (2004), Daybreakers (2009).

Lalu Cirque du Freak: The Vampire’s Assistant (2009), Dracula Untold (2014) dan masih banyak lagi.

Kategori :