PAGARALAM, PAGARALAMPOS.COM - Bentuknya seperti lingkaran dengan bintang segi-8 di bagian tengahnya. Biasanya terdapat di ghumah baghi (rumah adat Besemah).
Keberadaan ukiran inilah yang salahsatunya meneguhkan ghumah baghi sebagai karya seni berfilosofi tinggi.
“Itu adalah lambang. Namanya Mendale Kencane Mandulike,” kata pengurus Yayasan Pecinta Sejarah dan Kebudayaan (Pesake) Pagaralam RA Dewi Saputri, dihubungi Pagaralampos.com beberapa waktu lalu.
Kata Dewi, mendale kencane mandulike mengandung filsafat hidup. Sarat makna religi dan spritual. Satu titik di bagian tengah mandale lanjut Dewi bermakna keyakinan bertumpu kepada ajaran tauhid atau yang meng-esakan Tuhan.
BACA JUGA:Gulai Ikan Patin Masuk ke Suku Besemah, Jejak Sejarah dan Perkembangannya
“Lambang ini juga bisa diartikan sebagai matahari, bulan, dan bintang yang memberikan cahaya kepada seluruh penjuru alam tanpa pilih kasih,” ucapnya.
Lebih lanjut Dewi menjelaskan, di lambang mendale itu terdapat bagian berbentuk bintang segi-8. Bintng ini sudah dipakai di zaman Sriwijaya yakni sekitar abad ke-7 M.
Lambang bintang segi-8 juga terdapat di perhiasan seperti cincin, anting, dan mata uang koin.
Untuk menambah perbendaharaan makna, Dewi kemudian merujuk tulisan yang diunggah netizen di facebook.
BACA JUGA:Banyak Yang Belum Tahu! Ternyata Begini, Sejarah Menyebarnya Pemukiman Penduduk di Kota Pagar Alam
Dalam tulisan ini dijelaskan mendale kencane mandulike mengandung makna petata-petiti yang mengatur aktifitas sosial masyarakat.
Keberadaan lambang ini, menggambarkan pola konsep ajaran mandala. Yakni pola hubungan mikrokosmos dan makrokosmos. Pendek kata dalam hidup, manusia perlu keseimbangan. Seimbang berhubungan dengan Tuhan.
Serta seimbang dalam interaksi dalam masyarakat.
Sementara itu, pemerhati budaya Besemah Mady Lani mengatakan, kencane mandulike memiliki makna yang hampir sama dengann semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
BACA JUGA:Ternyata Begini, Sejarah Pabrik Raksasa di Pagar Alam yang Didirikan Penjajah Belanda