14 Sastra Besemah Lama Warisan Leluhur, Salah Satunya Kindun, Benarkah!

Senin 19-06-2023,06:33 WIB
Reporter : Pidi
Editor : Almi

“Yang menuturkan kindun adalah seorang seorang ibu,” ujarnya.

Menilik dari judulnya, diakui Mady, kindun Anak Umang bernuansa kesedihan.

BACA JUGA:Lantak! Begini Cara Memilih Rambut Pendek yang Cocok Dengan Bentuk Wajah

Sebab kindun ini menceritakan tentang seorang anak yang ditinggalkan bapaknya nganggau (nikah lagi).

Musabab bapak anak itu nganggau adalah padi ampe (tak berbuah).

Namun, di balik itu ada pesan ketegaran di dalam kindun itu. Supaya sang anak tak terus larut dalam kesedihan.

“Ude dek ude// Dide ndak nangis//Karne Bapang Nganggau//Li padi ampe,” ucap Mady, menuturkan beberapa bait Kindun Anak Umang. 

BACA JUGA:Lantak! Begini Cara Memilih Rambut Pendek yang Cocok Dengan Bentuk Wajah

Belum diketahui secara persis yang menciptakan kindun ini untuk pertama kali.

Bait-bait ini 'terserak' lalu dikumpulkan jadi satu oleh Mady.

Dia pun memperkirakan, sejatinya Kindun Anak Umang disenandungkan oleh kakak kepada adiknya.

“Kindun anak umang sudah ada sejak dulu,”ucap Mady.

BACA JUGA:Strategi Peranganya Terlalu Sulit Dibaca. Inikah yang Menyebabkan Pajajaran Tak Bisa Ditundukkan Majapahit?

Kini, kindun itu bukan hanya didendangkan oleh Mady seorang.

Siti Halipah, seorang guru perempuan di sebuah madrasah di Pagar Alam pernah membawakan kindun ini dalam sebuah lomba Sastra di Palembang, beberapa waktu lalu.

Selain kindun, Mady juga menghimpun sastra lisan lainnya. Mulai dari rejung, pantun, tadut, guritan, rimbay, andai-andai, andai-andai berimbay.

Kategori :