Dan Brown sendiri banyak terinspirasi dari salahsatu bagian (canticle) buku puisi karya Dante Alighieri ‘The Divine Comedy’.
Puisi panjang itu dibagi 3: Inferno (neraka), Purgatorio (purgatori), dan Paradiso (surga).
Untuk mendukung dramatisir penggambaran suasana neraka, dibutuhkan hingga 9 liter darah buatan.
Di sisi lain, dalam perilisan buku Inferno sengaja dipilih tanggal 14 Mei 2013.
BACA JUGA:Pertahankan Kebudayaan di Tengah Kemajuan Teknologi
Tanggal ini jika ditulis dalam penanggalan internasional 5-14-13.
Jika dibalik menjadi 31415, yaitu lima digit pertama bilangan Pi, bilangan yang juga disebut irasional dan transenden.
Dalam film ini, sang sutradara Ron Howard juga menyuguhkan pandangan-pandangan karya seniman dunia.
Konflik yang ringan dengan bumbu persahabatan dicampur percintaan antara Langdon dan Sienna tentunya sangat menarik untuk disaksikan.
BACA JUGA:Kembarasia, Silaturrahmi Dua Budaya
Diketahui, selama proses syuting film Inferno menghabiskan anggaran sebanyak 75 juta Dollar AS, atau setara Rp 1 triliun, dan dapat meraup keuntungan 220 juta Dollar AS atau setara Rp 3 triliun.
Nah, penasaran dengan berbagai usaha yang akan dilakukan oleh Robert Langdon dan Sienna Brook untuk menggagalkan pemusnahan massal umat manusia?
Teman-teman dapat menemukan jawabannya di film Inferno ini secara langsung ya!
BACA JUGA:Anyaman Bambu dan Rotan Adat Budaya Dari Nenek Moyang
Oh iya, sama halnya dengan film-film Robert Langdon yang diangkat dari novel Dan Brown sebelumnya, kita juga akan diajak untuk membedah karya-karya hebat dari para maestro dunia, serta diajak untuk berkelana di benua biru dengan segala keindahannya.
Bagaimana, tertarik untuk menikmati keindahan Eropa melalui film Inferno ini?*