PAGRALAMPOS.COM - Permainan lato-lato yang telah lama menghilang, kini kembali populer.
Anak-anak pun turut menggandrungi permainan jadul ini. Melihat fenomena ini, Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro, melihat ada sisi positif yang perlu dipahami masyarakat terkait permainan lato-lato bagi anak-anak.
Permainan tersebut salah satunya dapat mengurangi ketergantungan anak bermain gawai.
Pro kontra Lato-lato berlanjut setelah permainan ini semakin viral di kalangan masyarakat Indonesia.
BACA JUGA:Banyak Peminat, Segini Besaran Honor Petugas PPK, PPS, dan KPPS Pemilu 2024
Permainan lato-lato ini semakin digemari hampir di seluruh Indonesia. Namun seiring dengan itu, muncul pro dan kontra terkait dengan lato-lato.
Pro kontra lato-lato ini ditanggapi secara beragam oleh masyarakat ada yang frontal adan juga yang biasa saja.
Namun demikian, permainan lato-lati ini pada akhirnya memunculkan perdebatan panjang. Tidak hanya di media sosial tapi merambah ke dunia nyata.
Bahkan beberapa instansi pemerintahan di sejumlah daerah yang mengeluarkan larangan permainan lato-lato ini karena dianggap mengganggu dan berisiko untuk anak-anak.
BACA JUGA:Digitalisasi, Masyarakat Rimba Candi Tetap Gunakan UHF
Pelarangan ini diikuti oleh sekolah-sekolah di sejumlah wilayah di Indonesia yang mulai melarang siswa mereka membawa lato-lato ke sekolah.
Alasannya macam-macam. Ada yang mengatakan, suara dari permainan lato-lato mengganggu kenyamanan belajar dan lain-lain.
Lato-lato juga menjadi kontroversial setelah ada korban dari kalangan anak-anak. Belakangan memang muncul pemberitaan korban lato-lati di berbagai daerah.
Beberapa ada yang hoaks alias berita bohong. Namun pemberitaan lainnya ada juga yang membenarkan jatuhnya korban seperti mulut yang berdarah dan dahi yang benjol.
BACA JUGA:Mengejutkan! Ratusan Pelajar di Ponorogo Hamil di Luar Nikah