Sejarah Manik-Manik Kuno di Pulau Sumatra: Jejak Perdagangan, Keindahan, dan Nilai Spiritual dari Masa Silam!
Sejarah Manik-Manik Kuno di Pulau Sumatra: Jejak Perdagangan, Keindahan, dan Nilai Spiritual dari Masa Silam!-net:foto-
PAGARALAMPOS.COM - Pulau Sumatra tidak hanya dikenal karena kekayaan alamnya yang melimpah, tetapi juga karena warisan budayanya yang sangat tua.
Salah satu peninggalan bersejarah yang sering luput dari perhatian adalah manik-manik kuno—benda kecil yang sarat makna dan menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban di Nusantara.
Di berbagai wilayah Sumatra, manik-manik telah ditemukan dalam konteks arkeologis yang menunjukkan adanya hubungan dagang, sosial, dan spiritual yang erat sejak ribuan tahun silam.
Jejak Awal dan Asal Usul
BACA JUGA:Sejarah Danau Rayo: Pesona Alam dan Legenda yang Tersembunyi di Jambi!
Berdasarkan temuan arkeologi, manik-manik di Sumatra sudah dikenal sejak masa prasejarah, terutama pada zaman perunggu dan besi sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Temuan manik-manik banyak ditemukan di wilayah seperti Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Utara.
Bentuknya beragam ada yang bulat, silindris, lonjong, hingga pipih—dengan warna mencolok seperti biru, merah, hijau, dan kuning.
Sebagian besar manik-manik kuno di Sumatra terbuat dari bahan seperti kaca, batu akik, kalsedon, carnelian, dan bahkan emas.
BACA JUGA:Memahami Sejarah Istana Siak Sri Indrapura: Jejak Kemegahan Kerajaan Melayu di Riau!
Analisis arkeologis menunjukkan bahwa sebagian manik-manik tersebut tidak dibuat di Sumatra, melainkan impor dari India, Persia, dan kawasan Asia Tenggara lainnya.
Fakta ini memperkuat bukti bahwa masyarakat Sumatra pada masa lampau telah menjalin hubungan dagang internasional jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.
Peranan dalam Kehidupan Masyarakat
Bagi masyarakat kuno, manik-manik bukan hanya sekadar perhiasan. Benda ini memiliki nilai simbolis dan spiritual yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
