Mengungkap Filosofi Tersembunyi di Balik Rumah Gapura Candi Bentar sebagai Warisan Budaya Nusantara

PAGARALAMPOS.COM  - Indonesia memiliki kekayaan arsitektur tradisional yang mencerminkan keragaman budaya sekaligus nilai-nilai lokal yang terus hidup di tengah masyarakat.

Salah satu bentuk arsitektur yang ikonik dan penuh filosofi adalah Rumah Gapura Candi Bentar, yang berkembang dari tradisi masyarakat Bali serta Jawa Timur.

Bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai pintu gerbang, melainkan juga memuat simbol-simbol spiritual dan sosial yang mendalam.

Asal Usul dan Makna

Nama “Gapura Candi Bentar” terdiri dari dua kata: gapura berarti pintu gerbang, sedangkan candi bentar menggambarkan bangunan simetris menyerupai candi yang seolah terbelah dua. Model ini kerap ditemui di Bali dan Jawa Timur, khususnya di kompleks pura, keraton, maupun bangunan tradisional.

Gapura ini berfungsi sebagai gerbang luar yang memisahkan area profan (sekala) dengan area sakral (niskala).

BACA JUGA:Sejarah Monumen Dharma Yudha Mandala: Jejak Perjuangan Rakyat Ende dalam Menjaga Keutuhan NKRI!

Dalam ajaran Hindu Bali, ruang luar dipandang penuh dengan hiruk pikuk duniawi, sedangkan bagian dalam kompleks dianggap lebih suci. Karena itu, Candi Bentar menjadi simbol transisi dari dunia luar menuju ruang spiritual.

Jejak Sejarah

Bentuk arsitektur Candi Bentar dapat ditelusuri sejak masa kejayaan Majapahit pada abad ke-13 hingga ke-15 Masehi.

Bukti keberadaannya masih dapat ditemui di situs purbakala Trowulan, pusat pemerintahan Majapahit pada masa lalu.

Ciri khas penggunaan bata merah dalam konstruksi Majapahit turut membentuk gaya bangunan ini. Setelah keruntuhan Majapahit, unsur arsitektur tersebut terbawa ke Bali melalui para bangsawan, pendeta, dan seniman.

BACA JUGA:Pulau Pandan: Surga Alam dengan Jejak Sejarah Belanda di Sumatera Barat

Sejak saat itu, Candi Bentar berkembang menjadi bagian penting dari tata ruang rumah, pura, hingga istana di Bali.

Sumber: