Terungkap Kisah Heroik Pattimura yang Disembunyikan Buku Sejarah

PAGARALAMPOS.COM - Hari itu, langit Maluku muram. Tapi semangat rakyatnya justru sedang menyala. 

Di balik hutan lebat Pulau Saparua, seorang lelaki berdiri tegak, memandang ke arah laut yang biru kelam. 

Orang nya adalah Thomas Matulessy, yang lebih kita kenal sebagai Kapitan Pattimura

Ia lebih dari sekadar pahlawan ia adalah inspirasi untuk penentangan rakyat Maluku terhadap kolonialisme Belanda.

BACA JUGA:Indonesia Hampir Terpecah Ini Sejarah Kelam Republik Serikat yang Jarang Dibahas

Pattimura bukan nama asing dalam buku sejarah. Tapi di balik namanya yang gagah, ada kisah yang jauh lebih dalam dari sekadar perang dan senjata.

Ini adalah cerita tentang pengkhianatan, keberanian, dan keyakinan tak tergoyahkan bahwa tanah ini, tanah Maluku, bukan untuk diinjak penjajah.

lahir di kota kecil Haria di Saparua pada tahun 1783. Pattimura tumbuh di tengah aroma cengkeh dan pala yang harum—dua rempah yang justru mengundang petaka. 

VOC, dan kemudian pemerintahan kolonial Belanda, menjadikan Maluku ladang eksploitasi. Harga rempah diatur sepihak, rakyat ditekan, dan adat istiadat dilucuti pelan-pelan.

BACA JUGA:Sejarah Yunani Kuno: Mengapa Wanita Sparta Diperbolehkan Menikahi Dua Pria? Inilah Penjelasannya!

Pada Mei 1817, konflik itu muncul.  Ketika pemerintahan kolonial menutup mata terhadap penderitaan rakyat, Pattimura tak tinggal diam, Ia mengangkat senjata, bukan sebagai prajurit bayaran, tapi sebagai anak negeri. 

Philip Latumahina, kapten, dan Martha Christina Tiahahu. Ia memimpin perlawanan rakyat dengan keberanian yang sulit dicari bandingannya.

Benteng Duurstede di Saparua dikepung, dan pada 16 Mei 1817 akhirnya direbut.  Peristiwa itu membunuh Van den Berg, seorang residen Belanda.

Dunia gempar.  Maluku yang selama ini dianggap patuh dan tenang, berubah menjadi medan tempur yang bergolak.

Sumber: