Pangeran Diponegoro, 5 Tahun Perlawanan yang Mengubah Sejarah Nusantara
--
PAGARALAMPOS.COM - Pada awal abad ke-19, tanah Jawa bergolak hebat dalam sebuah perang besar yang membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap penjajahan.
Perang Diponegoro (1825–1830) adalah salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah kolonial Indonesia.
Dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, perang ini menjadi simbol keteguhan dan keberanian melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Penyebab utama meletusnya Perang Diponegoro tidak hanya sebatas pada ketidakpuasan politik, tetapi juga mencakup persoalan sosial, budaya, dan agama.
Pangeran Diponegoro, yang merupakan keturunan bangsawan Kesultanan Yogyakarta, merasa prihatin dengan kondisi masyarakat Jawa yang tertindas akibat kebijakan pemerintah kolonial.
Pajak tinggi, korupsi, serta campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan membuat suasana semakin memanas.
Ketegangan meningkat ketika Belanda memutuskan membangun jalan tanpa seizinnya melalui tanah warisan keluarga Diponegoro.
Bagi Diponegoro, tindakan ini merupakan penghinaan besar, tidak hanya terhadap dirinya tetapi juga terhadap adat dan martabat bangsa Jawa.
BACA JUGA:Sejarah Museum Perjuangan Rakyat Jambi: Mengenang Perjuangan dan Semangat Kemerdekaan!
Kejadian ini menjadi pemantik api perlawanan yang kemudian meluas menjadi perang besar.
Strategi dan Metode Perang: Diponegoro menggunakan taktik gerilya yang sangat efektif saat memimpin perang.
Untuk menyerang pasukan Belanda dengan cepat, ia memanfaatkan hutan, pegunungan, dan kota-kota terpencil.
Perang tidak hanya dilakukan oleh pasukan bersenjata, tetapi juga melibatkan rakyat biasa yang mendukung perjuangan dengan menyediakan logistik, informasi, bahkan ikut bertempur.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
